12 June, 2009

Prestasi Dunia adalah Pekerjaan Anak Muda



Tadi malam, saya berkesempatan menyaksikan sesi akhir dari acara "Capres Bicara" di salah satu stasiun TV yang dipandu oleh Helmy Yahya. Pada episode tersebut, pasangan SBY - Boediono mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Yohannes Surya atas dedikasi, perjuangan dan kegigihannya menjadikan anak - anak muda Indonesia mampu menyabet sejumlah penghargaan bergengsi di kompetisi tingkat dunia untuk beberapa mata pelajaran berbasis science di Olympiade Fisika, Matematika dan Kimia. Kesempatan yang sama juga ditunjukkan, melalui penjelasan pembawa acara, beberapa anak balita dari tanah Papua yang mampu menunjukkan kecerdasan diatas rata-rata. Tentu, prestasi ini harus apresiasi. Disamping bagus untuk memberi keyakinan kepada kita, bahwa sebagai bangsa sejatinya memiliki modal otak anak - anak yang memadai, untuk maju dan berprestasi di tingkat dunia juga untuk menunjukkan, bahwa kita masih butuh

Dalam kontestasi Pilpres 2009 - 2014, tema yang memadai tentang arah pembangunan yang spesifik untuk anak muda, masih belum nampak, karena secara makro permasalahan bangsa kita masih berkutat seputar pengurangan jumlah penduduk miskin, membuka lapangan pekerjaan untuk menekan angka pengangguran dan masalah basic need lainnya. Inilah realitas yang kita hadapi bersama. Meskipun kondisinya demikian, tentu ada sekelompok anak muda Indonesia yang memiliki potensi untuk mengharumkan nama bangsa untuk bidang-bidang tertentu seperti pendidikan, olah raga, kesenian dan budaya yang tidak terlalu terikat dengan permasalahan bangsa karena memiliki orang tua yang mampu. Yang diperlukan oleh keluarga-keluarga seperti ini, selain apresiasi ketika sudah mencapai prestasi, adalah iklim yang kondusif agar mereka dapat memberikan kontribusinya bagi keharuman Indonesia dipentas dunia.

Pekerjaan rumahnya kemudian, kondisi ini masih belum mampu kita berikan secara maksimal, atas kenyataan terkait dengan kasus kematian David H. Wijaya,dan beberapa anak muda berprestasi lainnya sehingga mereka yang berhasil menyabet jawara tingkat dunia harus "dibeli" oleh negara atau perusahaan asing dengan cara diberikan beasiswa yang besar untuk meneruskan studi ke jenjang yang lebih tinggi dengan kewajiban untuk bekerja diperusahaan atau negara asing tersebut dalam rentang waktu tertentu. Termasuk, hengkangnya sejumlah atlet kelas dunia nasional lainnya yang lebih memilih untuk berkarier di negara lain.

Ini tugas kita bersama, sesuai dengan kemampuan kita masing - masing untuk memperbaikinya, bukan hanya tugas pemerintah, apalagi hanya janji dari calon presiden.

No comments:

Change Management

Adalah dua kata   sakti yang selalu digulirkan bersamaan dengan   momentum momentum berikut : merger, akuisisi, perubahan Bord of ...