21 December, 2015

Merger di Industri Perbankan

"Merger", adalah kosa kata yang  lekat dalam kehidupan professional saya selaku bankir. Sepanjang yang dapat saya ceritakan, dua kali  mengalami fenomena merger selama  saya bekerja di industri keuangan dan perbankan. Dari dua kejadian merger, saya belajar banyak hal dalam waktu yang cepat, dengan tantangan dan peluang yang berbeda pada setiap kejadiannya.

Merger yang pertama saya alami ketika masih bekerja di Bank Bali. Kala itu, Bank Bali merger dengan Bank Universal, Prima Express, Arta Media dan Patriot. Hasilnya? PermataBank yang lebih dikenal oleh masyarakat saat ini.

Merger yang kedua, saya alami dan ikuti saat ini, dimana Bank Saudara bergabung dengan Bank Woori Indonesia. Menjadi Bank Woori Saudara Indonesia, Tbk dan berusaha untuk dapat  dikenal oleh masyarakat sebagai "BWS".

Untuk sebuah forum terbatas, dalam personal blog ini,  saya kira yang paling penting untuk dijadikan catatan  untuk tercapainya tujuan merger adalah sebagai berikut:

  1. Clear Platform
  2. Stakeholders Involvment
  3. Quality of Communication 
Clear Platform
Platform yang jelas, menjadi hal yang sangat penting yang harus didesign oleh shareholders secara hati-hati namun harus ambisius. Hendak dijadikan apa dan hendak dibawa kemana, bank hasil merger. Investasi besar, kompleksitas proses dan partisipasi seluruh karyawan untuk mengerjakan "pekerjaan - pekerjaan tambahan" sebagai proses merger, hanya bisa berakhir positif dan tidak sia - sia jika stake holders mampu menciptakan Clear Platform institusi yang akan digabungkan. Segmentasi dan Target Market Produk, Gaya Kepemimpinan dan Tata Kelola Perusahaan, Pengembangan Karir dan Kesejahteraan Karyawan, Keuntungan bagi Pemegang Saham, adalah domain - domain penting yang harus dijawab secara clear crystal. Tanpa itu, akan terlalu banyak hal yang dikorbankan.

Stakeholders Involvment 
Keterlibatan, terutama karyawan dari institusi yang digabungkan, menjadi salah satu kunci keberhasilan. Makin jelas dan awal proses merger disosialisasikan akan semakin baik. Sehingga akan tumbuh sense of ownership dari karyawan yang diharapkan akan diikuti dengan sense of responsibility sebagai indikator inherent bahwa sukses merger adalah sukses karyawan juga. Kompleksitas dan rigidnya perizinan penggabungan usaha, mengharuskan team merger memiliki determinasi dan koneksi yang tegas dan fleksibel sekaligus kepada otoritas regulator, entah itu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keungan (OJK), BKPM dan lembaga lainnya. 

Quality of Communication
Komunikasi yang berkualitas, jelas dan padat kepada stake holders akan berkontribusi kepada mulusnya proses penggabungan usaha. Tentu disesuaikan dengan kepentingan dari stake holder itu sendiri. Apa yang penting bagi karyawan dari institusi yang akan digabungkan, tentu berbeda dengan kepentingan dari lembaga - lembaga keuangan, demikian pula dengan pemegang saham atas peristiwa yang sama. Sehingga, informasi yang harus disampaikan kepada pihak yang berbeda juga harus dengan cara dan format yang berbeda. Tidak mudah, namun tidak ada yang tidak mungkin. 

Beruntungnya saya, kalau kita lihat PermataBank saat ini, tentu dapat menjadi saksi bahwa proses merger di kelima bank tersebut berakhir dengan baik. Demikian pula dengan proses merger yang baru saya dijalani oleh Bank Woori dan Bank Saudara menjadi Bank Woori Saudara. Sehingga pada gilirannya dapat berkontribusi bagi semakin kuatnya industri perbankan di Indonesia.

 



Change Management

Adalah dua kata   sakti yang selalu digulirkan bersamaan dengan   momentum momentum berikut : merger, akuisisi, perubahan Bord of ...