20 December, 2010

Sutardja, Miliarder AS asal Indonesia

Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, Erwin Aksa, merasa terinspirasi sejumlah pengusaha Indonesia yang berada di Amerika Serikat. Erwin menyebutkan bahwa salah satu pengusaha kelahiran Indonesia itu berhasil membangun imperium bisnis di AS hingga beromzet puluhan triliun rupiah.

"Kami tak menduga ternyata banyak warga Indonesia yang menjadi pengusaha di Amerika," kata Erwin Aksa di Jakarta, akhir pekan lalu.

Adalah Sehat Sutardja, pengusaha yang dimaksud itu. Dia merupakan salah satu pendiri Marvell Technology Group Ltd, perusahaan yang memproduksi semi konduktor di Lembah Silikon, California, Amerika Serikat. Posisinya saat ini menjadi presiden dan kepala eksekutif korporat (CEO) perusahaan itu.

Laki-laki kelahiran Jakarta 49 tahun silam ini dianggap sebagai salah satu pelopor zaman semikonduktor modern. Terobosannya telah banyak mengubah industri elektronik. Chip yang dulunya hanya menyimpan data, kini berubah menjadi chip berkinerja tinggi. Chip dengan daya rendah ini, tengah menguasai pasar global untuk perangkat komputasi mobile dan perangkat komunikasi telepon.

Semangatnya di dunia elektronik dimulai sejak kecil. Pada usia 13, dia telah menjadi teknisi radio bersertifikat. Saat itu, dia juga telah berhasil merancang komponen dan sistem radio.
Semangat inovasi tiada henti, dia telah memberikan lebih dari 150 paten. Kini namanya telah tercatat sebagai anggota di Institut Insinyur Listrik dan Elektronik (IEEE), organisasi profesi nirlaba yang beranggotakan para ahli  telekomunikasi, jaringan komputer, kelistrikan, antariksa, dan elektronika. Pada 2006, Silicon Valley Intellectual Property Law Association mengakui Sutardja sebagai Inventor of the Year.

Sutardja telah menjadi penyokong standar efisiensi energi bagi barang-barang elektronik rumah tangga. Dia bahkan telah bekerja dengan pemerintah Amerika Serikat dan China untuk menetapkan standar kinerja efisiensi yang dapat menghasilkan penghematan biaya signifikan dan pengurangan karbon.

Sutardja mendapat Master of Science dan gelar PhD dalam bidang Teknik Elektro dan Ilmu Komputer dari University of California, Berkeley. Ia menerima gelar Bachelor of Science di bidang Electrical Engineering dari Iowa State. Pada 2007, Forbes menempatkan dia sebagai orang terkaya dunia ke 891. Kekayaan dia saat itu sebesar US$1 miliar, atau sekitar Rp9 triliun.

05 December, 2010

Inilah Keutamaan Bulan Muharam

Dalam kalender Hijriah terdapat empat bulan haram, yakni Dzulqaidah, Dzulhijah, Muharam, dan Rajab. Disebut haram karena keempat bulan itu sangat dihormati, dan umat Islam dilarang berperang di dalamnya.

Muharam yang berarti diharamkan atau yang sangat dihormati, memang merupakan bulan gencatan senjata atau bulan perdamaian. Hal ini menunjukkan bahwa umat Islam di manapun harus selalu bersikap damai, tidak boleh mengobarkan api peperangan jika tidak diperangi terlebih dahulu.

Seyogianya, umat Islam menghormati dan memaknai Muharam dengan spirit penuh perdamaian dan kerukunan. Sebab, Nabi Muhammad SAW pada khutbah haji wada-yang juga di bulan haram, mewanti-wanti umatnya agar tidak saling bermusuhan, bertindak kekerasan, atau berperang satu sama lain.

Esensi dari spirit Muharam adalah pengendalian diri demi terciptanya kedamaian dan ketenteraman hidup, baik secara fisik, sosial, maupun spiritual. Karena itu, di bulan Muharam Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya untuk berpuasa sunah: Asyura (puasa pada hari kesepuluh di bulan ini).

Dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda, “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Muharam. Dan, shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR Muslim).

Ibnu Abbas berkata, “Aku tak melihat Rasulullah SAW mengintensifkan puasanya selain Ramadhan, kecuali puasa Asyura.” (HR Bukhari). Dalam hadis lain yang diriwayatkan dari Abi Qatadah, Nabi SAW bersabda, “Puasa Asyura itu dapat menghapus dosa tahun sebelumnya.” (HR Muslim).

Melalui puasa sunah itulah, umat Islam dilatih dan dibiasakan untuk dapat menahan diri agar tidak mudah dijajah oleh hawa nafsu, termasuk nafsu dendam dan amarah, sehingga perdamaian dan ketenteraman hidup dapat diwujudkan dalam pluralitas berbangsa dan bernegara.

Puasa sunah di bulan Muharam agaknya juga harus menjadi momentum islah bagi semua pihak. Agar perdamaian dan ketentramaan terwujud, Muharam juga harus dimaknai sebagai bulan antimaksiat, yakni dengan menjauhi larangan-larangan Allah SWT, seperti fitnah, pornoaksi, pornografi, judi, korupsi, teror, dan narkoba.

Muharram juga penting dijadikan sebagai bulan keselamatan bersama dengan menghindarkan diri dari kemungkinan terjadinya kecelakaan yang dapat menyengsarakan manusia, baik di darat, laut, maupun di udara.
Red: Budi Raharjo
Rep: Oleh Muhbib Abdul Wahab

27 October, 2010

Kita dan Banjir (Plus Kemacetan) Jakarta


"Menurut hitungan kami, untuk 5-7 hari, kerugian antara Rp 2 - 3 triliun," kata Farabi seperti ditulis dalam pesan elektronik yang diterima VIVAnews, Selasa 26 Oktober 2010.


Berbicara dampak banjir dan bencana alam, senantiasa mampu memunculkan angka –angka fantastis. Karena kita kebanyakan baru sadar kerugian ekonomis dari kondisi yang nyaman, ketika musibah datang. Seperti, keterhenyakan kita melihat tagihan dari Rumah Sakit, ketika kita atau salah seorang keluarga kita memerlukan perawatan. Namun demikian, keterhenyakan ini kembali redup sampai akhirnya lenyap, ketika kondisi sudah kembali dan berjalan normal.

Khusus mengenai dampak banjir  dan kemacetan di Jakarta, rasanya kita sering membicarakannya dari berbagai aspek dan kedalaman analisa, sayangnya, tidak pernah ada perubahan yang berarti hingga hari ini. Kejadian tanggal  25 Oktober lalu, sekali lagi menggugah kemarahan dan kekesalan kita akan lemahnya daya dukung infrastruktur kota ini.

Menurut hemat saya, seharusnya, kejadian kemarin menjadi momentum terakhir  untuk membangkitkan kesadaran dan komitmen kita bersama: Pemda DKI, Pemerintah Kota Bogor, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Pusat, Pengusaha Nasional, Pengusaha Multi Nasional dan semua orang yang hidup di Jakarta untuk melakukan hal – hal berikut:

  1. Menerima fakta, masalah ini TIDAK MUNGKIN akan selesai jika dikerjakan oleh Pemerintah DKI saja. Karena masalah ini, sejatinya memang Kompleks dan Fauzi Bowo, sudah cukup menunjukkan ketidakmampuannya menyelesaikan masalah ini. Jadi, jangan paksa dia, lebih baik libatkan dia untuk memahami bahwa dia tidak mungkin sanggup.
  2. Lakukan perbaikan secara radikal, saluran – saluran air yang sekarang ada:  jika terjadi penyempitan di lebarkan, yang dangkal di perdalam, bangun lebih banyak daerah –daerah resapan air  dengan melakukan ”pembangunan baru”  berupa penciptaan hutan kota – hutan kota dengan prosentase yang terukur, proporsional dan tersebar, terutama didaeah – daerah yang selama ini rentan banjir.  Swasta Nasional dan Multinasional, termasuk masyarakat luas: pengusaha perumahan (developer), komunitas, organisasi masyarakat, dipacu untuk masing – masing memiliki hutan kota, kebun dan kawasan terbuka hijau lainnya. Biarkan diberi nama Hutan Astra, Taman Danamon, Kebun Yamaha dan seterusnya.
  3. Pemerintah Daerah (DKI, Bogor, Banten dan Bekasi) seharusnya serius dan sungguh – sungguh untuk melakukan langkah – langkah yang terkait dengan:
    1. Menghentikan mengeluarkan IMB untuk kawasan dan pusat perbelanjaan di Jakarta, dimanapun lokasinya. Termasuk harus super selektif untuk mengeluarkan izin yang sama bagi pemerintah daerah yang berada di kota Banten, Bekasi dan Bogor. Biarkan lahan dan tanah yang tersisa saat ini, untuk menjadi resapan air. Kalaupun merasa ”kegenitan” hendak melakukan pembangunan buatlah lebih banyak lapangan – lapangan sepakbola yang dikelilingi oleh pertokoan yang tidak perlu terlalu tinggi, katakanlah cukup dua lantai saja.
    2. Keluarkan pembatasan kepemilikan kendaraan pribadi dan secara bersamaan serius menggunakan dana pembangunan yang ada untuk membangun jalan, membangun jalan dan membangun jalan. Ajak pengusaha yang hendak membangun Apartemen dan Pertokoan untuk memilih membangun jalan. Karena yang diperlukan oleh Jakarta saat ini adalah jalan, sekali lagi jalan. Berikan insentive dan kalkulasikan pembagian keuntungannya, mungkin dengan pembayaran cicilan dari APBD selama rentang waktu tertentu.
    3. Atur mekanisme pengeluaran izin trayek di daerah penyangga ibukota, sehingga tidak terlalu banyak izin trayek bagi lahirnya rute – rute baru dengan menggunakan moda transportasi ukuran kecil. Ciptakan alternative angkutan massal dengan melibatkan para pemilik angkot, kalo perlu dirikan perusahaan bersama, sehingga kepemilikan trayek dapat dikontrol secara lebih mudah dan bukan kepemilikan pribadi yang susah untuk mengendalikannya.
  4. Libatkan atau  wajibkan, para Pengusaha Nasional dan Multi Nasional untuk membebaskan, daerah aliran sungai dari pemukiman penduduk, yang kumuh dan menggagggu proses pemeliharaan daerah aliran sungai. Bebankan mereka untuk menjadi ”indung semang” atau ”bapak angkat” dari proses  pengalihan kawasan ini, dengan membuat rumah susun sederhana dan kawasan baru untuk aktivitas ekonomi didalam kompleks rumah susun yang baru. Kisah sukses proses normalisasi Kali Angke oleh Yayasan Tzu Chi, seharusnya menjadi role model yang jelas dan mudah untuk diduplikasi.
  5. Pada level diri sendiri, masing –masing individu yang bisa diperluas ke tingkat keluraga, membangun komitmen dan secara sungguh – sungguh untuk:
    1. menahan diri, mengekang libido untuk memiliki kendaraan roda empat yang lebih dari kebutuhan, belajar mengelola waktu dan diri memanfaatkan angkutan massal yang dimiliki dan disediakan oleh pemerintah
    2. berdisiplin untuk mengelola sampah dilingkungan masing – masing dan tidak membuang sampah sembarangan, apalagi membuang sampah ke daerah aliran sungai

Pemikiran dan gagasan terserak diatas, sejatinya adalah  tidak ada yang baru, sehingga yang diperlukan sekarang adalah kesungguhan dan komitmen bersama untuk melaksanakannya. Harus ada tokoh sentral yang tangguh dan mbalelo dan berani menggunakan kepemimpinan tangan besi, dan menggunakan kacamata kuda, fokus hanya memikirkan dan bekerja untuk kepentingan bersama.

Karena, kalo sampai kejadian tanggal 25 Oktober lalu, terjadi lagi, kita semua yang rugi. Sehingga, selayaknya manusia yang berakal sehat dan bukan bangsa keledai, tentu tidak ingin terperosok kedalam jurang yang sama. Mari kita sungguh – sungguh berkomitmen dan merasa dendam kepada kejadian tanggal 25 Oktober 2010 serta mengazamkan diri akan menjadi kejadian terakhir yang kita rasakan bersama.

01 September, 2010

Malaysia Tetangga Kita

Catatan ini saya buat sebagai bagian dari rasa gemas saya terhadap kondisi hubungan bilateral antara Indonesia dan Malaysia yang kembali menghangat belakangan ini. Sebagai dua Negara yang berdekatan, tentu memiliki banyak kesamaan: mulai dari budaya, sumber daya alam, iklim dan keberagaman warga negaranya yang sama – sama multi ras.

Usia kemerdekaan kedua bangsa ini juga relative sama sebenarnya, bahkan pada bulan yang sama, yaitu Agustus. Kita pernah menjadi Negara terjajah, bedanya Malaysia di jajah oleh Inggris dan Indonesia dijajah oleh Belanda plus Jepang.

Bedanya sedikit saja, Malaysia mengalami masa pertumbuhan ekonomi lebih cepat dan stabil dibandingkan dengan Indonesia. Sehingga Negara tersebut memiliki kesempatan untuk memberikan pelayanan dan mampu melakukan perubahan – perubahan mendasar dalam berbagai lini yang diperlukan untuk membangun kualitas manusianya menjadi lebih baik dibandingkan dengan pemerintah Indonesia. Sarana transportasi massal untuk umum, kualitas pendidikan dan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) telah dibangun dengan tepat dan tidak mengenal kompromi. Sehingga hasilnya mulai dapat dirasakan dengan indikator pertumbuhan ekonomi yang membuat warga negaranya menjadi orang kaya baru – orang kaya baru, yang merasa dapat membeli apa saja yang ada di negara tetangganya.


Penyebab [Utama] Konflik

Menurut saya, trigger utama dari konflik yang acap muncul adalah Malaysia tidak memiliki respect yang cukup terhadap eksistensi dan keberadaan Indonesia sebagai bangsa. Karena, dimata kebanyakan warga Malaysia, warga negara Indonesia adalah warga negara kelas Tenaga Kerja Wanita (TKW/TKI). Referensi dan akses informasi atas keunggulan yang dmiliki Indonesia oleh mereka juga terbatas. Identifikasi atau yang mereka tahu akan kualitas sebuah Negara dan Bangsa semata berdasarkan kepada apa yang mereka rasa, lihat dan sentuh sehari – hari. Kita tidak bisa menafikan fakta dan kondisi nyata seperti ini. Merupakan bentuk dan level pemahaman yang paling dasar atas bagaimana kualitas seseorang - akhirnya menjadi kualitas bangsa- yang masih silau dengan simbol – simbol duniawi untuk membangun hubungan dengan orang lain. Respectness hanya diperlukan jika kita berhubungan dengan pribadi – pribadi yang kita anggap mapan secara ekonomi dan tidak perlu diberikan kepada mereka yang tidak berpendidikan dan miskin. Itulah kualitas kebanyakan masyarakat Malaysia kini.

Disisi yang lain, pemerintah Republik Indonesia dan kita sendiri, sebagai warga negara, tidak berhasil menunjukkan diri sebagai sebuah komunitas dan bangsa yang layak untuk membuat mereka berkenan memberikan respectnya kepada kita. Dignity, somehow adalah bentuk dari kehormatan sebuah bangsa, yang seharusnya dibangun dari pribadi –pribadi atau sebaliknya. Kehormatan, dalam percaturan global adalah prestasi saat ini! Semakin banyak prestasi yang mampu kita ukir, semakin cepat dignity point yang kita kumpulkan. Jika pendapatan per kapita penduduk Indonesia diatas penduduk Malaysia dan lebih banyak dignity yang berhasil kita bangun dan kumpulkan, menurut hemat saya, dengan sendirinya mereka akan respect sama kita. Itulah mentalitas positive banged yang saya anggap akan menyelesaikan masalah ini.

Dimana Peran Negara?

Nanti dulu, ketika kita belum berhasil membangun mentalitas positive di tingkat akar rumput (grass root), sudah pada tempatnya dan kewajiban Negaralah untuk membangun dignity itu secara top down. Harus ada inisiatif untuk membangun sikap resitensi dan perlawanan yang proporsional dengan menunjukkan jati diri yang lugas atas perlakuan dan tindakan pemerintah Malaysia tehadap warga negara yang tidak bisa kita terima. Soft diplomacy, hanya akan bekerja ketika tingkat respect negara lain berada pada level yang tinggi. Ketika level of repectness tidak berada di tingkat yang memadai, soft diplomacy adalah kelemahan. Akhirnya saya bisa memahami, ajaran Shorinji Kempo yang menyatakan ” Kekuatan Tanpa Kasih Sayang adalah Kedzaliman, Kasih Sayang Tanpa Kekuatan adalah Kelemahan”

Kita dibenarkan dalam hubungan internasional untuk menyampaikan nota protes dan melakukan tindakan untuk menarik Duta Besar kita untuk singgah sebentar ke markasnya di Jl. Pejambon. Ini untuk menunjukkan bahwa kita tidak suka dengan perlakukan Malaysia. Kita bisa saja untuk menghimbau kepada warga negara Indonesia untuk melakukan pengurangan konsumsi barang dan jasa dari perusahaan yang assetnya dimiliki oleh Malaysia. Tentu saja, tindakan ini akan berdampak kepada resiko kepada perlakuan yang tidak menyenangkan para majikan kepada saudara – saudara kita yang menjadi pekerja di rumah tangganya. Saya kira, resiko ini akan dipahami oleh mereka, saudara – saudara kita yang bekerja dan mencari nafkah disana. Sebagai bagian dari perjuangan untuk mencapai kemerdekaan. Tetapi kita harus mampu memberikan perlindungan hukum secara optimal. Kasus – kasus kekerasan rumah tangga yang mungkin terjadi selama masa protes dan tidak harmonis ini, jika kadarnya kelewatan, dapat diajukan di Pengadilan di kemudian hari.

Karena saya percaya, secara ekonomi, Indonesia temasuk para TKInya masih sangat diperlukan oleh Malaysia untuk meneruskan pembangunan, pengembangan pasar dan mengumpulkan pundi – pundi yang bukan remah – remah dari Indonesia. Momentum inilah yang seharusnya digunakan untuk memikirkan ulang bentuk kerjasama yang lebih equal dan hubungan bilateral yang dibangun oleh tingkat kebutuhan dan respectness yang sama dan setara, antara Malaysia dan Indonesia. Selamat Ulang Tahun Malaysia dan Dirgahayu Indonesia. Jadilah mitra kerja Negara dan Tetangga yang sejajar dan beradab.

11 August, 2010

Ramadhan Kembali Datang


"Barangsiapa berpuasa Ramadhan  karena iman dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu" (Hadits Muttafaq 'Alaih).


Tidak pernah ada, catatan dalam kehidupan umat Islam, terutama di Indonesia, yang sangat besar harapan dan khusu’ doanya, selain ingin dipertemukan dengan bulan Ramadhan. Tidak pernah ada dalam dinamika kehidupan sosial terutama di Indonesia, kegairahan untuk memberikan perhatian dan penyambutan khusus selain kepada datangnya bulan Ramadhan. Mulai dari aktivitas bersih – bersih rumah dan rumah ibadah,  ziarah  ke makam para leluhur dan keluarga yang telah wafat, hingga kerelaan untuk bersilaturahmi untuk ”sekedar” bermaaf - maafan kepada orang tua, handai taulan karena alasan ingin memulai Ibadah Puasa di bulan Ramadhan dengan hati yang lapang, tulus dan ikhlas.

Semoga hal- hal yang seperti ini, akan tetap terpelihara. Jika tidak, tentu kita harus mempertanyakan tingkat keimanan dan keislaman kita. Mengapa ? Karena tak kurang dari Allah SWT sendiri, yang memberikan catatan khusus akan bulan yang bernama Ramadhan ini. Selanjutnya, baginda Nabi Muhammad SAW, pun memberikan perhatian yang luar biasa akan kemuliaan dari bulan dimana Al-Qur’anul kariim, diwahyukan kepadanya melalui malaikat Jibril.

Sejumlah keistimewaan memang ditawarkan dengan paket yang telah dipersiapkan sangat teratur dan tertata rapi. Disebutkan, dalam salah satu Hadits Nabi Muhammad SAW,  bahwa sepertiga diawalnya adalah  masa di dimana Allah SWT akan menurunkan rahmatNya; duapertiga di penggal keduanya adalah masa dimana Allah SWT akan . memberikan ampunan (maghfiroh) kepada mereka yang melakukan puasa, dan sepertiga di akhrinya adalah pembebasan dari Azab Api Neraka.  Tentu, semuanya meyakini inilah paket detoksifikasi  yang tidak ada bandingnya. Bagaimana tidak? Bagi mereka yang mengimani akan ada adanya alam akhirat, dan berujung kepada impian dan harapan mendapatkan Syurganya Allah SWT, dibebaskan dari Azab Api Neraka, sungguh menjadi anugerah terindah dalam akhir perjalanan setiap Ummat Muahmmad.

Setelah 11 bulan kita beraktivitas dan berinteraksi dengan beragam urusan dan bertemu dengan mungkin ribuan orang, tentu akan meninggalkan catatan – catatan yang sangat bisa melukai hati, meninggalkan catatan dan tindakan yang bisa dkategorikan tidak sesuai dengan ajaran ideal dari agama yang kita anut. Bahkan sangat mungkin, sempat melakukan persekongkolan jahat untuk sekedar memenangkan persaingan dalam memenangkan tender atau keinginan dinilai baik oleh atasan. Kealfaan dan kehilafan ini, sebagai manusia yang lemah, pasti akan dialami dalam kehidupannya. Sehingga memerlukan perhentian untuk mengembalikan kebersihan dan kesucian hati dan keberadaan dirinya agar tetap sesuai dengan fitrah penciptaannya. Ramadhanlah watu yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Selanjutnya, saya kembali sampaikan sebuah tulisan yang  komprehensif tentang Keistimewaan Bulam Ramadhan sebagaimana di ditulis oleh Muhammad Makmun.

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat berarti dan dinanti-nanti bagi semua umat Islam di seluruh penjuru dunia karena memiliki beberapa keistimewaan dibanding bulan-bulan lainnya. Keistimewaan-keistimewaan bulan Ramadhan adalah sebagai berikut:

Bulan dimana al-Qur’an pertama kali diturunkan
Bulan Ramadhan merupakan bulan dimana al-Qur’an diturunkan untuk pertama kalinya, hal ini tercantum jelas di dalam surah al-Baqarah (2) ayat 185:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”

Berdasarkan ayat di atas, maka dapat diketahui bahwasanya awal diturunkannya al-Qur’an adalah pada saat bulan Ramadhan. Disamping itu, dijelaskan pula bahwa tujuan al-Qur’an diturunkan adalah sebagai petunjuk (pedoman) hidup bagi  manusia, sebagai pengoreksi terhadap petunjuk yang  diselewengkan dari kitab suci sebelum al-Qur’an dan sebagai pembeda antara pendapat yang benar dengan pendapat yang salah.
Al-Qur’an sebagai petunjuk atau pedoman hidup manusia, dimana didalamnya mengatur bagaimana seharusnya manusia menjalani kehidupannya sehari-hari. Hal ini dijelaskan di dalam surah al-A’la (87) ayat 1-3:

سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى(1) الَّذِي خَلَقَ فَسَوَّى(2) وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَد 

“Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi, yang menciptakan dan menyempurnakan (penciptaan-Nya), dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk.”

Ayat di atas sangat jelas bahwa Allah menciptakan manusia tidak saja dilepaskan begitu saja, melainkan Allah memberikan sebuah petunjuk dan pedoman bagi ciptaan-Nya untuk menjalani hidupnya, sehingga hidupnya terarah dan bahagia.
Dengan demikian, seyogyanya kita sebagai umat Islam senantiasa menggunakan al-Qur’an sebagaimana tujuan Allah menurunkannya. Jika tujuan-tujuan al-Qur’an sudah kita laksanakan nicaya manusia akan selamat dan mendapatkan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Selain itu, hendaknya kita tidak merasa puas jika sudah bisa membaca al-Qur’an, melainkan kita hendaknya terus dan terus mempelajari makna dan kandungan dari al-Qur’an terlebih-lebih ketika bulan Ramadhan.
Pada saat malam di bulan Ramadhan, membaca al-Qur’an seakan sudah menjadi tradisi di sekitar kita. Hal ini merupakan sebuah amalan yang amat bagus sebagaimana yang terjadi pada masa Rasulullah. Dimana di bulan Ramadhan malaikat jibril selalu datang setiap malam kepada Rasulullah SAW untuk tadaruss (memahami kembali) al-Qur’an. 

Hal ini dijelaskan dalam hadis shahih dalam kitab shahih al-Bukhari bab Bad’ul wahyi, no. 5 :

حَدَّثَنَا عَبْدَانُ قَالَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ قَالَ أَخْبَرَنَا يُونُسُ عَنْ الزُّهْرِيِّ ح و حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ قَالَ أَخْبَرَنَا يُونُسُ وَمَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ نَحْوَهُ قَالَ أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ 
الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

(Dari Abdan dari Abdullah dari Yunus dari al-Zuhry, juga dari Bisyr bin Muhammad dari Abdullah dari Yunus dan Muammar dari al-Zuhry dari Abdullah bin Abdullah dari Ibn Abbas berkata bahwa Rasulullah SAW manusia terbaik  ketika pada bulan Ramadhan ketika Jibril menemuinya setiap malam bulan Ramadhan dan mempelajari kembali al-Qur’an , maka Rasulullah SAW adalah orang segera melakukan kebaikan sebagaimana angin bertiup).

Bulan Ramadhan adalah bulan dibukanya pintu ampunan
Bulan Ramadhan adalah bulan dibukanya pintu ampunan bagi mereka yang melaksanakan  puasa Ramadhan. Hal ini dilambangkan  dengan dibukanya pintu langit (sebagai lambang dibukanya ampunan) dan ditutup pintu neraka serta dibelenggunya setan (sebagai lambang terbelenggunya hawa nafsu). Hal ini dijelaskan dalam Shahih al-Bukhari pada bab al-Shaum, no. 1766 :
حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ قَالَ حَدَّثَنِي اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي ابْنُ أَبِي أَنَسٍ مَوْلَى التَّيْمِيِّينَ أَنَّ أَبَاهُ حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ شَهْرُ رَمَضَانَ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ

(Dari Yahya bin Bukair dari al-Lais dari “Uqail dari Ibn Syihab dari Ibn Abi Anas (maula al-Tamiyin bahwa bapaknya mendengar Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda : Jika memasuki bulan Ramadhan dibuka semua pintu langit dan ditutup pintu-pintu Jahannam dan dibelenggu para Setan).
Oleh karena itu, orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan karena dilandasai oleh iman dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya di masa lalunya. Hal ini dijelaskan dalam hadis shahih pada kitab shahih al-Bukhari pada bab Iman, no. 37 :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلاَمٍ قَالَ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
(Dari Muhammad bin Salam dari Muhammad bin Fadhail dari Yahya bin Sa’id dari Abi Salamah dari Abi Hurairah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dengan niat karena Allah dan hanya mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu).

Terdapat Malam Kemuliaan (Lailatul Qadar)
Di bulan Ramadhan terdapat satu malam kemuliaan (lailalatul qadr), dimana nilai malam itu lebih dari seribu bulan, karena para malaikat dan malaikat Jibril diizinkan Allah turun ke langit bumi dan akan mengabulkan setiap permohonan manusia mulai terbenamnya matahari sampai terbit fajar. Sebagaimana ditegaskan dalam surah al-Qadar (97) ayat 1-5 :
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ(3)تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ(5                                           
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”

Surah di atas menjelaskan bahwa al-Qur’an diturunkan dari lauh mahfudz ke langit dunia pada malam lailatul Qadr atau malam kemuliaan. Kemudian menjelaskan bahwa Lailatul Qadr adalah suatu malam yang kebaikan atau perbuatan baik nilainya sama dengan seribu bulan.
Para Malaikat dan Malaikat Jibril turun ke langit bumi untuk mengaminkan setiap do’a dari hamba Allah sampai terbit fajar (subuh). Pada malam lailatul Qadr Allah hanya menentukan keselamatan, tidak seperti hari-hari biasa yang selalu menentukan keselamatan dan kebinasaan.
Adapun siapa yang berjaga (tidak tidur) pada malam lailatul qadar dan melakukan ibadah karena Allah dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu. 

Hal tersebut dijelaskan dalam hadis shahih pada kitab Shahih al-Bukhari pada bab al-Shaum, no. 1764 :
حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا هِشَامٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِه

(Dari Muslim bin Ibrahim dari Hisyam dari Yahya dari Abi Salamah dari Abi Hurairah berkata bahwa Nabi SAW bersabda : siapa yang berjaga (tidak tidur) pada malam lailatul qadar dan melaksanakan ibadah karena Allah dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosanya pada masa lampau, begitu juga siapa yang berpuasa karena Allah dan mengharap pahala dari Allah akan diampuni dosanya pada masa lampau). Rasulullah   memerintahkan mencari malam lailatul Qadr pada hitungan ganjil pada 10 hari terakhir pada bulan Ramadhan. 

Sebagaimana dijelaskan dalam hadis shahih pada kitab Shahih al-Bukhari dalam bab al-shalat al-Tarawih, no. 1878 :
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا أَبُو سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
(Dari Qutaibah bin Sa’id dari Ismail bin Ja’far dari Abu Suhail dari bapaknya dari Aisyah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Carilah malam lailatul Qadr pada malam ganjil sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan)”.
 
Kemudian Rasulullah menjelaskan tanda datangnnya lailatul Qadr adalah ketika matahari terbit tanpa cahaya yang terang. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis shahih pada kitab Shahih Muslim dalam bab al-Shiyam, no. 1999 :
و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ وَابْنُ أَبِي عُمَرَ كِلاَهُمَا عَنْ ابْنِ عُيَيْنَةَ قَالَ ابْنُ حَاتِمٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ عَبْدَةَ وَعَاصِمِ بْنِ أَبِي النَّجُودِ سَمِعَا زِرَّ بْنَ حُبَيْشٍ يَقُولاَ سَأَلْتُ أُبَيَّ بْنَ كَعْبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَقُلْتُ إِنَّ أَخَاكَ ابْنَ مَسْعُودٍ يَقُولُ مَنْ يَقُمْ الْحَوْلَ يُصِبْ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فَقَالَ رَحِمَهُ اللَّهُ أَرَادَ أَنْ لاَ يَتَّكِلَ النَّاسُ أَمَا إِنَّهُ قَدْ عَلِمَ أَنَّهَا فِي رَمَضَانَ وَأَنَّهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ وَأَنَّهَا لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ ثُمَّ حَلَفَ لاَ يَسْتَثْنِي أَنَّهَا لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ فَقُلْتُ بِأَيِّ شَيْءٍ تَقُولُ ذَلِكَ يَا أَبَا الْمُنْذِرِ قَالَ بِالْعَلاَمَةِ أَوْ بِاْلآيَةِ الَّتِي أَخْبَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهَا تَطْلُعُ يَوْمَئِذٍ لاَ شُعَاعَ لَهَا

(Dari Muhammad bin Hatim dan Ibn Abi Umar  keduanya dari Ibn Uyainah al-Najud, maka berkata Ibn Uyainah dari Sufyan bin Uyainah dari Abdah dan Ashim bin Abi al-Najud dari  Zirrah bin Hubais, ia bertanya kepada Ubay bin Ka’ab bahwa saudaramu Ibn Mas’ud berkata bahwa siapa yang sepanjang malam Ramadhan melakukan ibadah, maka akan mendapatkan lailatul Qadr, agar manusia tidak hanya mengharapkan lailatul Qadr, meskipun ia mengetahui bahwa lailatul Qadr itu pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan tepatnya pada malam kedua puluh tujuh, maka ditanya apa tandanya, ia menjawab dengan tanda ketika paginya matahari terbit tanpa sinar yang terang sebagaimana diberitahukan oleh Rasulullah SAW).

 Adapun do’a yang dibaca ketika menjumpai lailatul Qadr adalah :
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
(Ya Allah, sungguh Engkau Maha Pemaaf dan Maha Mulia dan Maha Memaafkan, maka ampunilah aku).

Hal tersebut dijelaskan dalam hadis shahih pada kitab Sunan al-Tirmizi dalam bab al-Daawat an Rasulillah, no. 3435 :

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ سُلَيْمَانَ الضُّبَعِيُّ عَنْ كَهْمَسِ بْنِ الْحَسَنِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ قُولِي اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

(Dari Qutaibah dari Ja’far bin Sulaiman al-Dhaba’iy dari Khmas bin al-Hasan dari Abdillah bin Buraidah dari Aisyah berkata bahwa aku bertanya kepada Rasulullah SAW: “Apa yang aku ucapkan ketika mendapatkan malam Qadr, maka Rasulullah menjawab : Ucapkanlah : Ya Allah, sungguh engkau Maha Pemaaf dan Maha Mulia dan Maha Memaafkan, maka ampunilah aku)”.

20 July, 2010

39/10

Terimakasih, untuk istri tercinta Lia Darliati dan Ibunda Hj. Apong Paenusah. Selanjutnya, terimakasih untuk Ate Uwiet, Ananda Bulan dan Bintang, yang telah memulai rangkaian hari dengan doa dirumah kami. Ananda Tasya, sayangnya memulai hari lebih dini dari kami untuk berangkat ke sekolah, sehingga tidak bisa bergabung dalam syukuran kami di Selasa, 20 Juli pagi. Hari ini doa dan sarapan pagi yang indah, nasi kuning dengan lauk pauk lengkap, terasa nikmat karena telah "dijampi-jampi" dengan doa yang disertai linangan airmata serta ungkapan yang terpatah – patah karena haru dari wanita mulia yang melahirkan saya. Sungguh sebuah permulaan dari sisa perjalanan waktu yang indah, Insyaallah barokah.

Kemudian, dalam perjalanan mengantarkan Ibunda dari kediaman saya di Depok ke kediaman beliau di Bekasi, kami bercengkrama tentang masa kecil saya, harapan – harapannya untuk keluarga saya saat ini termasuk cucu – cucunya tentu saja, dilengkapi pernyataan – pernyataan tentang rindu Ibunda kepada (alm) Ayah saya, Zainal Abidin, rahimakumulloh, ditandai dengan lontaran akan sifat sifat ayahanda yang melekat diantara kami, lima orang anak-anaknya.

Berikutnya, sungguh sejuk terbalut hati ini dengan ungkapan syukur dan perasaan suka cita kala membaca seratusan harapan – harapan: penguatan atas esensi dari pertemanan dan persahabatan yang menghiasi jagad hati dan emosi saya hari ini.

Rabb, sungguh hari ini kantor dan meja kerjaku menjadi tempat terindah dan menjadi hari yang penuh dengan suka cita. Karena facebook, mengingatkan saya akan indahnya pertemuan yang dilanjutkan dengan pertemanan yang tulus. Persahabatan yang saling menguatkan, saling memberi semangat dan harapan atas sisa umur yang tidak bisa diukur, atas spirit yang tidak ingin membelit, atas ekspektasi yang seharusnya dimaknasi sebagai motivasi.

Status

Ternyata, saat usia menjejakkan angka tiga puluh sembilan, identitas diri semakin berwarna: mulai dari Aa, Akang, Mas, Om, Uwak, Bung, Brother,, Broer, Boss, Abah, Ayah , Sahabat dan satu orang rekan yang masih menyebut nickname ku, Falaq kala SMA, semuanya merupakan ukuran akan sebuah perjalanan dan kesan yang tertinggal dibenak sahabat-sahabat dan keluarga. Tentu sebutan-sebutan dan status yang melekat itu semua, disempurnakan dengan sebutan Pak bagi sebagian yang lain. Tidak ada manusia yang sempurna begitu juga tidak ada gading yang tak retak. Semoga Allah SWT, senantiasa menunjukkan sifat rahman dan rahiimNya, masih berkenan menutupi kealfaan yang pasti ada dari persahabatan yang terjalin. Sehingga, semuanya berpesan, lebih mengedepankan kesan positif dan percaya bahwa masa depan jauh lebih penting dari masa lalu.

Pesan, Doa dan Harapan

Semoga: Sehat, Sukses, Bahagia, Murah Rezeki, Kaya Raya, Cinta, Panjang Umur, Bersahaja, Tetap Idealis, telah disempurnakan oleh yang lain dengan pengingatan yang tulus dan sempurna, bahwa segala sesuatunya harus dibungkus dengan pengharapan tertinggi dari drama kehidupan, bahwa semuanya harus diarahkan untuk menggapai ridho Allah SWT. GBU and Wishing You All The Best, Aha.. makin semangat aja menuju another part of my life: 40 !

Terimakasih

Terimakasih untuk sahabat, Bapak dan Ibu yang telah meluangkan waktu untuk menuliskan pesan mulia dan indah di wall account facebook saya atau dropping email pun short message ke inbox handphone. I’m married and I’m happy. Semoga hubungan profesional kita memberi benefit untuk profit dan yang jauh lebih penting persahabatan, pertemanan tetap terjaga dengan indah dan benar, memberi manfaat untuk pengingat, dunia maupun akhirat. Terimakasih.

25 May, 2010

Selamat Jalan, Bunda Ainun.


Selamat Jalan, Bunda Ainun.

Bunda,

Nampaknya, Engkau terlahir dengan takdir yang (sungguh) sempurna.

Lahir, tumbuh dan besar dalam lingkungan yang mampu mengantarkan Bunda hingga bersuamikan laki-laki pintar yang sholeh, dikaruniakan anak – anak yang membanggakan karena mampu mencapai puncak puncak tertinggi dalam bidangnya masing-masing. Rasanya, (nyaris) tidak ada berita kurang elok tentang mahligai rumah tangga yang Bunda lewati. Begitu juga dengan kesempatan Bunda mendampingi Ayahanda dalam mengemban tugas -tugas maha penting dalam perjalanan sejarah bangsa ini.


Bunda,

Senyummu teduh, tutur katamu lembut, tatapan matamu sejuk . Namun, pikiran mu sungguh luar biasa: melampaui tugas – tugas kenegaraan yang melekat  menerobos benua dan matra waktu yang tidak berjarak.


Tidak hanya pintar Bunda, Ayahanda ternyata, sungguh setia menemani selama Bunda dalam perawatan medis, yang tidak sebentar. Memberikan perawatan terbaik yang mampu dijangkau Ilmu Pengetahuan pada saat ini.

Bunda, 

Semoga Ayahanda ikhlas dan terhindar dari ‘syak wasangka serta keraguan kepada ilmu pengetahuan dan teknologi'  karena sejatinya,  ketetapan usia yang melekat pada diri kita merupakan domain tunggal dan mutlak atas sungguh KuasaNya Allah SWT atas diri - diri kita. Tidak akan pernah ada Dzat apapun yang mampu dan berhak menandingi kekuasaanNya.



Bunda, 

Beliau rela menemani Bunda dalam kereta kencana yang meraung-raung membelah keheningan pagi kota Jakarta, ketika Bunda terbaring dalam kedamaian di ruang sempit berselimutkan Merah Putih yang sedang berduka.


Bunda,

Saat ini, Ananda memang bukan siapa – siapa, hanya hamba Allah yang ingin  mengucapkan Terimakasih kepada Bunda.

Terimakasih atas kesempatan yang Bunda berikan, sehingga Ananda pernah menjadi salah satu mahasiswa yang diberi kesempatan untuk merasakan “Beasiswa ORBIT”, yang dikelola oleh sekelompok cendekiawan yang ada di tataran elit Ibu Pertiwi.

Tidak lama  memang, namun nilai beasiswa  yang Ananda terima pada saat itu, mampu memenuhi kebutuhan Ananda untuk melengkapi beberapa koleksi buku, dan sesekali membeli  “Tempo”, sebuah majalah berita mingguan favorit, dinegeri ini. Sebuah ‘kemewahan’ untuk Ananda kala itu.

Dalam kesedihan dan haru, Ananda ingin sekali Bunda tahu, banyak sekali doa- doa yang terpanjatkan ke semesta alam, oleh rekan – rekan penerima Beasiswa dan anak – anak bangsa lainnya yang menemani perjalanan Bunda hingga pada titik dimana kami tidak bisa lagi berbuat apa-apa. Karena Ananda yakin, kesalehan dan banyaknya amal shaleh Bundalah yang lebih kekal dan setia menemani kesendirian Bunda, di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Innalillahi wainna ilaihi roojiuun, “Allahumaghfirlaha, war ham ha wa’afiha wa’fu anha…”

16 April, 2010

AU or AM for Demokrat 1?

Selepas menikmati makan malam bareng istri dirumah, pesan singkat melalui handphone saya berdering, ternyata sebuah pertanyaan berat yang diajukan oleh seorang sahabat : “Kumaha kalkulasi pengamat politik (nurfalaq institute) pertarungan Anas vs Andi M?”. Well, saya ngakak, karena dia menyertakan kata institute di belakang nama saya (lebay.com juga nech teman). Namun saya bersyukur, sms tersebut membuktikan kalo ikatan batin saya dengan dirinya masih terpelihara dengan baik Dia lanjutkan dengan pandangan dia, dengan pesan singkat lanjutan yang berisi pujian atas keberanian Partai Demokrat (PD) yang memberi kesempatan yang terbuka kepada kader- kader muda untuk mengambil alih estafeta kepemimpinan.

Saya sepakat dengan pujian dia, bahwa sedikit sekali, partai politik besar yang ada di negeri ini yang mudah memberi kesempatan kepada kader muda. Namun, selain persetujuan saya tehadap pujian tersebut saya punya pemikiran yang pasti kurang disukai oleh keluarga besar Parta Demokrat terutama oleh mereka yang mendukung Andi Mallarangeng.

Pandangan saya, diberikannya kesempatan kepada Anas Urbaningrum (AU) dan Andi Mallarangeng (AM) untuk menjadi Demokrat 1 adalah pilihan yang dilakukan oleh Dewan Pembina, karena sejatinya memang tidak banyak tokoh yang dapat dikatakan senior di PD dan memiliki nilai jual yang sama dengan ketokohan dan kualitas kepemimpinan yang setara dengan kapabilitas beliau. Jadi, strategi membuka kesempatan untuk tokoh muda adalah sebuah keterpaksaan yang kebetulan menjadi positive value, buat pandangan sahabat saya yang menginspirasi membuat tulisan ini.

Sebagaimana kita ketahui, PD didirikan secara sadar untuk tujuan jangka pendek SBY di tahun 2004 untuk maju menjadi calon Presiden. Sehingga, buat saya, partai ini tidak didirikan melalui proses pertarungan atau kegelisahan ideologis yang berat dan mendasar. Karena itu, saya tetap melihatnya sebagai alat politik saja untuk tujuan jangka pendek tokoh sentralnya. Setuju, kita memang melihat fakta, PD laku dan diminati oleh pemilih di Indonesia sehingga mampu mengantarkan (kembali) SBY meneruskan kesempatan kedua untuk memimpin negeri ini, ditambah berkah lain dimana banyak saudara – saudara kita yang menjadi anggota legislative diberbagai tingkatannya. Saya harus jujur mengatakan, bahwa kepentingan pragmatis SBY, terhadap PD telah selesai dengan insyaallah sepuluh tahun menjadi RI-1 dengan stabilitas politik yang relative terkendali. Tidak lebih. Dengan telah selesainya masa kepemimpinan beliau pada tahun 2014 yang akan datang, tentu kepentingan beliau terhadap PD pun akan berakhir.

Jadi AU atau AM ?

Kalau ada yang berkalkulasi, SBY tengah mempersiapkan Ibas, anaknya sebagai putra mahkota untuk melanggengkan kekuasannya, melalui Andi Mallarangen (AM) saya ya kok nggak percaya ini akan berhasil dan AM mau melakukannya. Logika saya, dengan majunya AM untuk menjadi Demokrat 1, tentu dia memiliki target politik pribadi yang tidak ingin ditunggangi oleh kepentingan orang lain
Kualitas pemilih dan aturan ketatanegaraan kita, semakin baik, pemilih semakin cerdas dan semakin kritis terhadap hal – hal yang berbau kronisme. Artinya, yang akan mendapat hati dan kepercayaan masyarakat bukan lagi karena ikatan atau hubungan keluarga dengan tokoh tertentu. Negeri ini dan pemilih dimasa yang akan datang hanya akan memilih pemimpin yang memiliki prestasi, dedikasi dan akseptabilitas. Dalam konteks ini, tidak pada tempatnya kita memberi nilai lebih kepada AM yang menyatakan diri sebagai calon yang paling memahami SBY. Hal ini, justru menunjukkan kalo AM tidak memiliki originalitas leadership, akan terjadi duplikasi atas kelambanan dalam mengambil tindakan dan gaya berfikir. Seharusnya, menurut saya, AM buktikan kinerja dengan kesempatan mahal dan prestisius yang saat ini masih diembannya. Sampai tahun 2014, Kementrian Pemuda dan Olahraga, seharusnya menjadi ladang amal yang mulia untuk berkarya bagi Ibu Pertiwi, sekaligus untuk membuktikan kualitas personal leadershipnya. Karena selama menjadi Juru Bicara Presiden, tidak kelihatan kapabilitas dan originalitas personalnya atas permasalah yang terjadi di Negeri ini. Masih terlalu banyak pekerjaan rumah yang bisa dilakukan disana: pertama meningkatkan prestasi olah raga di tingkat regional adalah target mulia dan prestisius. Kedua membangun sistem pembinaan generasi muda untuk menggantikan pola yang selama ini melekat di KNPI dan OKP lainnya adalah dua pekerjaan besar yang sama sekali belum serius dilakukannya. Sayang.

Sebaliknya, Anas Urbaningrum (AU) dianggap tidak mendapat dukungan dari SBY, yang ditandai dengan ketidakhadiran keluarga dan kerabat SBY, ketika mendeklarasikan pencalonan dirinya. menurut saya, justru challenge yang sangat baik dan lebih menguntungkan untuk AU dan menjadi ajang pembuktian terbaik, bagaimana sejatinya partai ini dibangun? Apakah hanya menjadi kelas partai politik yang primordialis atau partai modern yang sesungguhnya? Primordialisme, selama ini tidak memberikan kemajuan apa – apa untuk negeri, selain menyuburkan praktek KKN.

Sehingga, kalo saya diberi kemampuan untuk menyihir para pengurus DPC, DPD Partai Demokrat pada saat Kongres di Bandung bulan Mei 2010 nanti, saya akan sihir mereka untuk lebih mampu berfikir realistis dan cerdas melihat masa depan dan tantangannya yang bukan semakin ringan. Untuk benar – benar membuktikan diri bahwa PD adalah partai yang maju, modern dan memiliki solusi masa depan, tentu diperlukan tokoh pemimpin yang genuine, memiliki keberanian untuk menjadi dirinya sendiri.

Pada akhirnya, saya berdoa dan ingin sekali menyaksikan bahwa Kongres Bandung adalah Kongres yang benar – benar Demokratis dan tidak terjebak dalam “pertarungan asal – asalan” yang pemenangnya telah di tentukan oleh arahan dan keinginan dari Dewan Pembina. Mari kita sama - sama buktikan  Sebagaimana Janji Partai Demokrat untuk Negeri

Source: http://bappilu.demokrat.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=1266&Itemid=1266

Change Management

Adalah dua kata   sakti yang selalu digulirkan bersamaan dengan   momentum momentum berikut : merger, akuisisi, perubahan Bord of ...