30 March, 2009

Kado Ultah untuk Mamah



Bismillaahirrohmaanirrohiim,

30 Maret 1948, hari dimana Mamah dilahirkan. Artinya hari ini, beliau, semoga dimulikan oleh Allah SWT, menginjak usianya yang ke 61 tahun. Setidaknya, demikian yang diakui oleh sejumlah catatan resmi yang dimiliki. Menjadi anak tertua dari lima bersaudara yang dilahirkan dari rahim yang sama, saya merasakan dan mendapatkan lebih banyak kesempatan dan warna menjalani hidup bersamanya. Pandangan beliau tentang bagaimana seharusnya menjalani kehidupan didunia: mensyukuri keterbatasan sambil terus percaya akan datangnya pertolongan dari Allah SWT, menjadikan hidup saya berjalan dengan dinamika dan penuh warna dibandingkan keempat adik-adik saya. Subhanalloh

Beliau terlahir sebagai anak pertama dari sebelas bersaudara, sebuah masa yang berisi generasi, dimana keluarga Indonesia masih memiliki anak dalam jumlah banyak. Sehingga sejak kecil memang ‘tersandera’ untuk segera turut bertanggungjawab membantu adik-adiknya untuk urusan kecil seperti memandikan, membantu makan atau pekerjaan – pekerjaan harian lainnya yang biasa dilakukan oleh para Ibu kepada anak-anak kecilnya. Termasuk membimbing "tante-tante dan paman-paman kecil" saya mengaji dan membaca Al-qur'an. Tanggungjawab ini terus berlanjut hingga ke titik dimana adik-adiknya sudah mandiri dan berkeluarga. Kondisi dan realitas ini lah yang mungkin mempengaruhi pola asuh yang diberikan Mamah kedalam kehidupan saya hari ini. Terimakasih atas pelajaran dan sejumlah nasehat yang selama ini Mamah berikan untuk senantiasa dan berusaha keras untuk dapat berbagi dengan sesama, ditengah ketiadaan, dalam kesempitan dan keterbatasan yang kita miliki. Saya, jadi teringat akan nasehat yang sangat bagus dari Pak Arfan kepada anak-anak SD Muhamadiyah Belitong,dalam film Laskar Pelangi, "Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya bukan untuk meminta sebanyak-banyaknya"

Hari ini, beliau telah purna tugas sebagai Pegawai Negeri Sipil di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, dengan amanah terakhir sebagai Kepala Sekolah di salah satu Sekolah Dasar di Kecamatan Bekasi Timur. Perjalanan karir yang dimulai dengan menjadi guru Taman Kanak - Kanak di komplkes Waduk Jatiluhur sekitar tahun 1966 - 1970an hingga saat ini, telah menjadi jalan sehingga mampu mengantarkan kami tumbuh besar serta memberikan kesempatan agar mendapatkan tingkat pendidikan bagi kelima putra putrinya melampaui tingkat pendidikan yang beliau sendiri telah raih. Ini adalah prestasi besar untuk dirinya. Mengapa? Karena ada kurun waktu dimana beliau harus membesarkan sendiri anak – anaknya karena telah ditinggal lebih awal oleh Bapak (Alm. Zainal Abidin), pada tahun 1989.

Semoga Allah SWT akan terus dan senantiasa lapangkan jalan dan aktivitas kesehariannya, untuk menikmati hari – hari untuk berbagi nilai – nilai hidup kepada 6 (enam) orang cucu dan delapan anaknya (tiga dari lima anak – anaknya telah berkeluarga). Semoga Allah SWT terus menitipkan kesehatan sehingga tetap nyaman untuk beribadah, bersilaturahmi dan melakukan sejumlah perjalanan mengisi hari – hari istirahatnya dari rutinitas pekerjaan. Dan yang jauh lebih penting dari itu, tentu saja, menjadi doa dan harapan besar agar saya dan anak – anaknya, diberi kesempatan dan kekuatan untuk memberikan yang terbaik yang mampu dilakukan untuk senantiasa menghadirkan kebahagiaan yang hakiki kepada Mamah.


“Ya Allah, ampunilah aku, ibu bapakku, dan orang yang masuk ke rumahku dalam keadaan beriman, laki – laki maupun perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan kepada orang-orang yang zhalim melainkan kebinasaan”. (QS Nuuh, 71:28)


We love you Mah, We Love you Enin, Selamat Ulang Tahun.

No comments:

Change Management

Adalah dua kata   sakti yang selalu digulirkan bersamaan dengan   momentum momentum berikut : merger, akuisisi, perubahan Bord of ...