01 April, 2009

Emang Gerindra Bisa PKS?


Ditengah dinamika massa kampanye putaran terakhir dan semakin liarnya publikasi hasil lembaga survey politik yang tumbuh bak jamur dimusim hujan, terhadap figur-figur calon presiden yang telah muncul, saya koq terpikir sebuah alternative yang bisa jadi tidak terdeteksi oleh lembaga survey, karena ini memang agak aneh. Meminjam tema kampanye yang diusung oleh PKS, dengan "Emang Merah,Kuning, Hijau, Biru Bisa PKS?", hal yang sama tentu bisa juga berarti "Emang Gerindra Bisa PKS?"

Jika, fenomena SBY dengan Partai Demokratnya pada tahun 2004, menjadi semacam sequencial proses demokrasi Indonesia terhadap Gerindra di tahun 2009, dan PKS mampu meraih 20% kursi legislator, akan menarik perhatian publik jika Prabowo Subiyanto (PS) maju bersama dengan Hidayat Nurwahid (HNW) dalam pencalonan Presiden dan Wakil Presiden mendatang. Ada beberapa kekuatan yang telah menjadi modal dasar dari kedua tokoh ini. Keduanya, masuk kategori tokoh muda untuk ukuran usia Presiden dan Wakil Presiden di Indonesia. Visi Gerindra yang sangat kental dengan ke-Indonesiaannya, mampu mewakili kelompok "Nasionalis Baru" yang memang bukan rumpun ideolog. Sehingga, kemampuan dirinya dan Gerindra, meskipun baru lewat iklan televisi, membangkitkan semangat Nasionalisme untuk merebut kembali kejayaan Nusantara sebagai bangsa yang Mandiri, akan menarik jika didukung oleh kader dan massa Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Massa dan kader PKS yang relatif lebih dahulu teruji dari sisi soliditas dan pengalaman bernegara akan bersinergi dengan kader - kader Gerindra yang sedang mabuk kemenangan. Mereka yang sedang mabuk kemenangan, sedianya akan lebih kreatif, inovatif dan tidak punya beban moral untuk mencoba gagasan - gagasan dan terobosan baru dalam menata dan memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi warga negara. Soliditas dan jejaring kader yang relative lebih kuat, diharapkan dapat menjadi bumper sekaligus pendukung politik, jika pasangan ini mengalami guncangan-guncangan ketika memimpin. Biarlah PS yang tampil gagah dan berani untuk menghadapi intervensi para investor dan kepentingan asing, dan serahkan ke PKS untuk menatanya secara managerial di dalam negeri dengan kesantunan pribadi dan pengalaman politik yang dimiliki HNW.

Selanjutnya, sesumbar dan janji-janji PS selama kampanye untuk mengedepankan kepentingan petani, nelayan dan kaum marginal lainnya, relative lebih bisa dipercaya dari jualan yang sama yang dilakukan oleh MSP. Karena MSP pernah menjadi Presiden, sementara PS belum. Latar belakang sebagai tentara elit, seharusnya mampu menstimulir dirinya untuk berani bertempur terhadap realitas yang sejatinya memang sulit untuk dengan mudah melepaskan diri dari cengkraman investor asing. Doktrin NKRI selama di asrama dan tempaan selama menjadi prajurit karir, seharusnya masih dimiliki PS untuk menjaga arah dan spirit Nasionalisme Indonesia. Keberanian dan kenekatan sejumlah presiden di kawasan Amerika Latin, diharapkan dapat menjadi inspirasi buat para presiden Indonesia dimana yang akan datang, dan itu ada pada diri PS, secara potensi. Kekuatan yang menarik lainnya adalah, jejaring internasional yang dimiliki HNW, yang cenderung lebih dekat kepada negara-negara Timur Tengah, tentu akan menjadi exercise menarik untuk bangsa ini, untuk menata model hubungan kerja internasional lain yang selama ini sangat dekat dengan kelompok Barat, Amerika Serikat beserta sekutunya.

Kalkulasi ini, tentu saja harus melewati matahari yang terbenam di tanggal 9 April 2009, dimana kita harapkan hasil Quick Count dapat mendukung persyaratan untuk terwujudnya kalkulasi (atau harapan) yang saya sampaikan. Perolehan suara untuk Partai Gerindra dan Partai PKS, cukup untuk mengantarkan keduanya masuk kedalam bursa pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.

8 comments:

virna medina said...

Analisis yang tajam dan berani Ded.
Ngga hanya ikut arus dengan memprediksi SBY-XXX sbg Presiden-Wapres mendatang.

We're gonna have to do our own very quick count after the election.

Unknown said...
This comment has been removed by the author.
Unknown said...

Gagasannya berasal dari "Godaan Setan", kala rukuk Sholat Subuh. Mungkin karena keseringan terjebak macet karena rombongan kampanye, jadi kepikiran terus.

Thanks for your time to come and drop your comment.

rudierawan said...

Original, Lugas, mengalir bagai air, berirama dengan intuisi seorang DN......
Lebih gress DN bila dibandingkan dengan Annas Urbaningrum yang sekarang lebih pragmatis.
Bravo DN..........

syarifuddin said...

Dahsat pak Dedi..! Tapi Apa bisa Demokrat dan Golkar di lawan karena uda nyaman dan mapan ! merasa yang terbaik dan "lanjutkan" pemerintahan..! Begitupun dengan PDIP merasa pro rakyat. Saya setuju kita punya Presiden yang TEGAS (PS) dan wakilnya yang AMANAH (HNW)...itu berarti Jaya Indonesia RayaKu....dan Sejahtera Rakyatku....!!!

syarifuddin said...

Dahsat pak Dedi ! Cuma saya pikir apa iya Posisi Demokrat,Golkar dan PDIP bisa di "Dobrak", karena mereka telah mapan dan mau melanjutkan pemerintahan yang telah ada....!!! OK...saya setuju sekali kita akan punya Presiden yang "TEGAS" (PS) dan Wakil yang "AMANAH"(NHW). Dan itu berarti kita akan Perkokoh "Indonesia Raya" sehingga bisa "Mensejahterakan" rakyat Indonesia....!!!

M. Ichsan Arif said...

Waduh, gagasan yang berasal dari "Godaan Setan" kala rukuk Sholat Subuh aja sudah mantaf dan tajam. Apalagi gagasannya pas muncul saat sholat tahajud. :)

(P)asti (K)hilaf (S)holatnya

Btw, ane suka analisis ente.

Unknown said...

[Ikhsan] Ane lebih suka lagi dengan singkatan baru dari ente tentang PKS. Creativity is a Power.
Terimakasih sudah mampir and drop your coment.

[Syaripudin], Dalam rangka mengamalkan sepotong ilmu yang bilang "Practice make Perfect" aja, berlatih menulis terus sampai titik smepurna yang saya sendiri nggak tahu kapan, mungkin juga tidak akan pernah tercapai menurut ukuran yang terus berubah. At least membuat capek otak dan katarsis dari realitas yang sedang kita hadapi sehari-hari. Seperti juga ketika main bulu tangkis Pak, penat dan stress selama hari kerja, insyaallah hilang ketika keringat dan kelelahan bersatu setelah angka 30 tercapai.

Terimakasih Pak Udin.

Change Management

Adalah dua kata   sakti yang selalu digulirkan bersamaan dengan   momentum momentum berikut : merger, akuisisi, perubahan Bord of ...