20 November, 2007

Kembali Ke Pontianak

Ternyata, pemeo yang mengatakan "kalau seseorang sudah pernah minum air sungai kapuas, pasti akan kembali lagi", menemukan bukti dan fakta hidupnya. Hal ini saya alami sendiri. Kunjungan pertama saya ke kota ini, ketika menggelar kegiatan yang dilaksanakan oleh ALNI Indonesia, medio tahun 2002 -2003 dan akhirnya bulan November tahun 2007 (empat) tahun kemudian, saya kembali ke Pontianak.


Kunjungan saya kali ini sungguh luar biasa karena membawa keluarga besar dengan agenda keluarga yang juga sangat penting sekaligu agung. Kami hadir untuk menikahkan adik saya Denny Ahmad Furqon dengan Rieke Ramadiyanti pada tanggal 10 November 2007 lalu. Sebuah pernikahan yang diawali karena bertemunya dua anak manusia yang sejatinya untuk menuntut ilmu di sebuah universitas swasta terkenal di Bandung. Alih alih mendapat ilmu dan gelar sarjana, ternyata pasangan hidup yang justru lebih melegenda. Akad nikah dilaksanakan di kediaman nenek mempelai wanita dan resepsi di gelar di Gedung Wanita yang terletak di Jalan Sudirman. Praktis, mulai dari tanggal 9 - 12 saya bersama keluarga besar yang jumlahnya kurang lebih 35 orang menjadi tamu sekaligus turis di Pontianak.


Kala akad nikah, kedua mempelai mengenakan gaun dominan putih, sederhana nan asri, yang mengedepankan sentuhan Sunda, karena ayah dari mempelai wanita berasal dari Majalengka dan untuk menghormati keluarga mempelai pria yang berasal dari Jawa Barat. Kedimanan tempat dimana akad dilaksanakan dibalut warna merah dan kuning keemasan untuk mewakili kebudayaan Sumatera Barat, sebuah kompromi dan perpaduan yang menunjukkan bagaimana indahnya Indonesia. Sementara, pada sore hari menjelang malam resepsi, kedua mempelai dan keluarga konsisten mengusung adat Sumatera Barat. Warna merah dan kuning keemasan menghiasi pelaminan. Acara resepsi diawali dengan pertunjukkan sebuah tari persembahan yang dibawakan sangat kompak oleh delapan orang penari wanita mengantarkan mempelai dan keluarga memasuki gedung resepsi yang diikuti oleh sejumlah keluarga dekat dan beberapa undangan yang telah hadir. Selanjutnya, mempelai dan orangtua menduduki kursi pelaminan sambil menunggu hadirin undangan memberikan ucapan selamat kepada keluarga dan mempelai. Yang unik, setidaknya berbeda dengan proses menghadiri resepsi pernikahan di gedung -gedung di Jakarta, resepsi di Pontianak dilakukan dalam rentang waktu yang panjang, mulai dari pukul 16.00 - 20.00WIB. Undangan datang, memilih kursi yang di tata secara round table, mengambil hidangan yang disediakan sambil menikmati hiburan dari penyanyi yang diiringi organ tunggal. Setelah itu, baru memberikan ucapan selamat dan pulang. Jadi relative lebih nyaman bagi undangan karena bisa menikmati hidangan sambil duduk namun sebaliknya menjadi lebih lama bagi pengantin.

Bukan Tentang Pernikahan

Banyak sekali kemajuan dan perkembangan yang terjadi di Pontianak setelah empat tahun berlalu. Sebuah indikasi paling sederhana untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, dengan berdirinya sejumlah bangunan perkantoran dan pusat - pusat perbelanjaan yang merupakan simbol dari kota yang maju, hadir di kota ini. Yang paling menarik, selama kami berada di kota Pontianak ini, sedang berlangsung pekan kampanye Pemilihan Gubernur (Pilgub Kalbar). Sebuah "tontonan drama politik" yang ternyata polanya sama saja dengan Jakarta dan kota lainnya. Mobilisasi massa, bagi-bagi atribut dan tentu saja uang bensinnya sekalian. Kampanye menjadi luar biasa, ketika pada hari pernikahan dilangsungkan sejumlah artis mahal ibukota, diboyong oleh salah satu kandidat, tak kurang dari Bang Haji Rhoma Irama, Dewi Persik, Anisa Bahar, band Rock Jamrud hingga Tukul Arwana turun pada satu panggung. Tentu saja, kehadiran artis -artis papan atas tersebut menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat kota Pontianak dan simpatisan dari kota-kota kabupaten sepanjang Kalimantan Barat.
Cuaca panas kota lidah buaya ini, ternyata tidak sempat lama kami rasakan, karena hujan dengan setia mengguyur kala senja hampir setiap hari selama kami disana. Tentu saja ini adalah anugrah. Konon, suhu Pontianak yang sebenarnya mencapai 32-35 derajat celcius.

No comments:

Change Management

Adalah dua kata   sakti yang selalu digulirkan bersamaan dengan   momentum momentum berikut : merger, akuisisi, perubahan Bord of ...