20 December, 2006

Komentar atas Keputusan MK terhadap Judicial Review UU No. 30/2002

Note : Komentar saya atas berita yang turun diberbagai Media hari ini (Rabu, 20 Desember 2006), terkait dengan Putusan MK mengenai permohoan judicial review UU KPK.

Sebagaimana yang oleh sebagian orang sudah diprediksi, Mahkamah Konsitusi (MK), akhirnya memberi opini atau putusan yang sangat clear, Pengadilan TIPIKOR, perlu landasan hukum baru dan tidak lagi menggunakan UU yang sama dengan KPK. MK memberi waktu 3 (tiga) tahun, untuk menghindari mandulnya Pengadilan TIPIKOR yang selama ini menjadi organ hukum KPK untuk melakukan upaya pemberantasan korupsi.

Bagi yang pesimis, putusan ini laksana lonceng kematian bagi upaya pemberantasan korupsi di Indonesia, terasa semakin kencang berdentang! Namun, bagi yang optimis dan masih merindukan kualitas hidup yang jauh lebih baik bagi anak cucu dan sebagian kecil masa tuanya, tentu tidak akan tinggal diam. Kita, dituntut untuk berfikir keras, membuat terobosan dengan tetap berusaha bermain dalam koridor hukum.

Optimisme dan kerja keras dari mereka yang peduli terhadap upaya pemberantasan korupsi saja tidak cukup. Leadership dan political will dari dua lembaga Negara saat ini, yaitu eksekutif dan legislatif nampaknya jauh lebih kita perlukan untuk keluar dari masalah ini. Sejatinya, political will yang sungguh – sungguh untuk memberantas korupsi akan lebih mempermudah terhadap perlunya aturan - aturan pendukung. Dibandingkan dengan rendahnya tingkat keseriusan. Kalau keseriusannya rendah, hampir dapat dipastikan proses perubahan undang – undang akan menjadi sandera politik baru dan akan berbenturan dengan sejumlah aturan - aturan yang lebih bersifat administrative.

Mengapa? UU sebagai sebuah produk politik dibuat di lembaga eksekutif, pada akhirnya harus masuk ke fase legislasi dilembaga legislatif. Apa yang akan terjadi, kalo seandainya UU untuk memperbaiki landasan hukum upaya pemberantasan korupsi ini dibicarakan oleh institusi yang menurut survey Transparency International Indonesia, menjadi tiga diantara lembaga terkorup di Indonesia? Agak sulit diterima akal sehat, bahwa proses pembuatan undang undang mengenai Pengadilan Tipikor berjalan normal dengan spirit yang sama – sama berprasangka baik. Resiko atas diberlakukannya UU yang baru, pasti menghantui eksistensi partai politik dalam hal ini kepentingan para kader - kadernya. Sudah menjadi 'kemafhuman' bersama, sampai batas –batas tertentu, para kader partai politik, terutama yang berkesempatan menjadi birokrat di lembaga eksekutif akan bersinggungan dengan praktek korupsi (setidaknya data dan kasus yang telah diungkap oleh KPK menunjukkan demikian). Oleh karena itu, sudah pasti mereka akan berusaha untuk melindungi kepentingan partai politik melalui UU yang akan dibuatnya. Tentu para politisi akan berkolaborasi dengan pakar hukum untuk menyusunnya sedemikian canggih agar kepentingan untuk melindungi kader ini legal secara prosedural dan sesuai dengan landasan berfikir hukum sebuah undang - undang.

Bagaimana Kita?

Masyarakat sipil, kalangan swasta dan seluruh unsur pemilik (stakeholders) bangsa, harus mempersiapkan diri menghadapi ’pertarungan’ ini. Bagi mereka yang memiliki kompetensi membuat UU, kenapa tidak untuk berfikir : membuat dan memberikan draft alternative atau 'draft sandingan' UU Pengdilan TIPIKOR , yang steril dari kepentingan partai politik yang korup. Kalangan swasta, tentu berkepentingan untuk menyatakan secara tegas, bahwa rendahnya angka investasi dan kendala untuk bisa berkompetisi dalam persaingan global, karena high cost economy. Mahasiswa, tentu capek juga, karena harus kuliah dengan biaya yang tinggi! sialnya setelah itu, masih harus berhadapan dengan rendahnya tingkat penyerapan angkatan kerja baru. Semua..semua stakeholders berkepentingan terhadap agenda pemberantasan korupsi dengan target harus lebih banyak uang negara yang bisa diselamatkan untuk kepentingan lebih banyak orang, yang memang haknya sebagai warga negara. Mempercepat terciptanya kualitas SDM yang tinggi sebelum SDA tidak lagi tersisa. Segera membangun infrastruktur sebelum negara – negara lain lebih awal mempersiapkan, untuk meningkatkan daya tawar investasi merupakan kerja kongkret yang harus dipacu. Karena itu, kita harus bahu membahu bersama – sama dengan siapapun yang memiliki cita-cita dan keinginan yang sama. Mari kita kawal dan bantu sesuai dengan kompetensinya masing – masing untuk :

  1. memastikan proses perubahan UU ini, tidak menjadi cara sistematis untuk ’kembali mundur’ dalam upaya pemberantasan korupsi
  2. memastikan KPK sebagai institusi tetap eksis dengan kewenangannya (jangan sampai dibubarkan), sampai dengan waktu yang diberikan MK untuk membuat UU Pengadilan Tipikor
  3. membantu KPK dan atau DPR agar mampu membuat landasan hukum yang kuat dan konstitusional sehingga tidak lagi menjadi UU yang dengan mudah ditiadakan eksistensinya oleh MK karena dianggap tidak sesuai dengan UUD 1945 yang telah mengalami perubahan
  4. mendukung terus.. upaya upaya penindakan dan pencegahan yang sedang dijalankan KPK
  5. memastikan hari ini dan dilingkungan kita sendiri, praktek – praktek korupsi dihilangkan.

Apakah kita memang masih sabar, dan tidak merasa dirugikan sedikitpun, ketika hak – hak kita sebagai warga negara ternyata cukup diwakili saja pemenuhannya oleh segelintir orang? Para politisi yang korup, pengusaha yang korup, negarawan yang korup, jumlahnya yakinlah tidak terlalu banyak..Harus dihentikan dan disadarkan sesegera mungkin sebelum semuanya menjadi apatis dan pragmatis, dan setelah itu, kita akan sama – sama tenggelam dalam perahu Indonesia yang karam, sebagai negara super miskin karena terlambat memberantas korupsi.

Saya setuju dengan gagasan yang disampaikan oleh salah seorang anggota mailinglist ini, bahwa setiap orang bisa memulainya dengan dirinya masing –masing untuk menyatakan dukungan kepada KPK untuk tetap eksis. Begini kutipannya:

” mungkin sebagai perorangan/profesional kita juga perlu buat petisi mempertahankan KPK...ajak teman2 profesional lainnya.
pasti banyak yg akan mau ikutan. bentuknya bisa macam2:. sejuta tanda tangan lah dsb.... ”

Dan akan lebih powerfull jika ini dapat dikoordinasikan agar menjadi bargaining position yang diperhitungkan dalam 'pertarungan' di lembaga legislatif.

...
Indonesia Tanah Air beta
pusaka abadi nan jaya...

Disana tempat dilahirkan,
dibuai dibesarkan Bunda...
tempat berlindung dihari tua...
sampai akhir menutup mata.

Terimakasih

19 December, 2006

Dunia Mereka

Satu dari belasan judul film karya anak negeri yang mulai mengisi gedung petunjukan di sebuah negara yang selama ini tak berdaya. Ketidakberdayaan yang ditunjukkan dengan hanya mempertunjukkan karya – karya Hollywood karena terkungkung oleh monopoli konglomerat dengan group 21 (baca twenty one) nya. Sebuah bentuk transaksi perdagangan (barter) antara produk film Amerika dengan produk tekstil Indonesia. Era ini berakhir seiring dengan tidak adanya produk tekstil Indonesia yang layak di perdagangkan ke Amerika karena kalah bersaing dengan produk tekstil China dan India.

Ide cerita film ini, standard dan klasik saja sebenarnya. ”Dunia Mereka”, intinya menceritakan perbedaan yang mendasar antara harapan dan keinginan orang tua dengan keinginan dan cita – cita anaknya, yang berbuah kepada terjadinya konflik keluarga karena masing-masing pihak merasa benar terhadap pilihannya. Sayangnya, menurut saya, sutradara tidak cukup mampu menerjemahkan suasana konflik kedalam bahasa gambar, alhasil , terasa hambar. Pesan positif yang ingin disampaikan kepada penonton, bahwa keyakinan terhadap sesuatu harus diperjuangkan secara optimal dan memerlukan pengorbanan serta perlu proses yang panjang. Tidak ada yang instant. Isi pesan ini, jika penonton mampu menyerapnya, cukup positif ketika budaya “cepat saji” telah lama memasuki relung-relung jiwa dan pikiran kita. Sehingga struktur dan kualitas kehidupan masyarakat kita menjadi agak berantakan.


Kembali ke ”Dunia Mereka” sebagai karya film. Dari beberapa film nasional yang saya tonton dan ikuti, “Berbagi Suami”, karya Nia Dinata, bagi saya pribadi tetap saya anggap sebagai sebuah karya sinematografi yang bagus, ide cerita yang membumi disertai dengan teknik pembuatan serta alur cerita yang mengalir lembut dengan kualitas pemain yang diatas rata-rata, saya senantiasa bilang dalam bahasa yang sangat awam, “nggak filem bangat”, untuk mengomentari film – film Indonesia yang kualitasnya jauh dibawah ”Tjut Nyak Dhien”, dimana Christine Hakim menjadi pemain utamanya. Ada ”Banyu Biru”, dimana Tora Sudiro bermain dengan buruk sekali. Disusul kemudian dengan ”Mengejar Matahari”, yang mengantarkan Fauzi Baadila menjadi ”bintang baru” Indonesia, ”Apa Artinya Cinta”, cerita yang mirip dengan aura era ”Catatan Si Boy”, kala esemaa saya dulu dan beberapa film bertema horor. ”Jelangkung”, merupakan karya horor pertama selepas masa vacuum yang cukup lama. Setelah itu diikuti oleh sederetan judul yang menjual tema horor dan mistis, seakan tak mau kalah dengan tema sejenis yang laku di dunia layar kaca, dimana Raam Punjabi menjadi rajanya saat ini. Sebut saja ”Pocong”, ”Kuntilanak”, ”Hantu Bangku Kosong” dan yang paling akhir adalah ”Hantu Jeruk Purut”, tentu saja diantara rentang waktu itu ada beberapa judul film lain yang tidak bisa saya ingat. Dari sejumlah film film tersebut, memang tidak banyak yang dapat singgah dan merebut hati saya untuk memberikan pujian yang memadai atas sebuah prestasi atau kerja keras yang telah dilakukan kru film tersebut. Tapi saya yakin dan percaya, sebuah karya besar tidak akan lahir tiba – tiba dan tanpa proses gagal berkali-kali, sehingga ”practice makes perfect” adalah keniscayaan yang harus ditempuh dan dilalui untuk sebuah karya yang mampu memaksa sejarah untuk menorehkannya dengan tinta emas.

Namun demikian, tidak berlebihan rasanya, melihat banyaknya potensi yang dimiliki kalangan muda untuk berkarya di industri film, dapat dilihat sebagai potensi bagi asset nasional yang perlu difasilitasi Negara. Jaminan dan kemampuan aparatur Negara untuk menindak pelaku pembajakan, kualitas orang di Lembaga Sensor Film yang independen dan menjunjung tinggi harkat kemanusiaan, merupakan bentuk kontribusi kongkrit yang harus dilakukan perannya oleh Negara. Siapa tahu, jika semangat ini dibiarkan tumbuh dengan baik menjadi cepat berkembang dan menjadi salah satu jalan bagi kaum muda untuk berprestasi dan pada akhirnya akan menjadi sumber bangkitnya rasa kebanggaan (nasionalisme) sebagai bangsa seperti yang telah diukir oleh Christine Hakim, Teguh Karya dan sejumlah maestro lainnya di dunia perfilman. Teruslah berkarya dan saya akan terus menontonnya, insyaallah.

16 November, 2006

Soelianti Saroso

Adalah nama rumah sakit milik pemerintah pusat yang mendapat tugas khusus, sebagai rumah sakit rujukan nasional untuk menangani kejadian luar biasa (KLB) Avian Influenza. Lengkapnya, Rumah Sakit Pernafasan dan Infeksi Prof. Dr. Soelianti Saroso, yang terletak di Jalan Sunter Baru, Tanjung Priok Jakarta Utara.

Senin, 6 November 2006 pukul 10.25 waktu setempat, merupakan kesempatan yang layak dicatat dalam blog ini, sebagai momentum untuk mengucapkan rasa syukur dan hormat ku kepada pemerintah republik ini, khsususnya kepada jajaran Departemen Kesehatan yang dipimpin oleh Ibu Menteri. Mengapa? karena pada akhirnya saya turut merasakan, manfaat dari pajak - pajak terutama Pajak Penghasilan, yang saya bayar setiap bulannya atau ketika melakukan transaksi.

Menjadi bagian dari keluarga pasien yang di indikasikan sebagai "suspect AI", sungguh merupakan kondisi yang tidak menggembirakan. Kegalauan, ketakuatan dan kekhawatiran akan hal - hal yang tidak diinginkan berkecamuk dalam hati dan pikiran. Sebagaimana kita ketahui melalui media massa, tingkat kegagalan pasien yang tertangani adalah 75%. Artinya, dari 100 orang pasien yang terkena virus AI, 75 orangnya meninggal. Sehingga wajar adanya ketika, salah seorang keluarga dinyatakan demikian. Setelah melakukan pendaftaran di loket dan ditangani oleh dokter spesialis anak RS tsb, dianjurkan oleh dr. Kiki MK. Syamsi melalui surat pengantarnya, kami dianjurkan untuk langsung ditangani di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Segera setelah ditangani oleh dokter jaga di IGD, pasien mendapat perlakuan standard sesuai dengan kebijakan penanganan KLB AI. Cukup baik dan cermat meskipun masih mungkin untuk ditingkatkan kecepatannya. Lalu, dilakukan pemeriksaan dan rontgen setelah dinyatakan selesai, kami diantar ke Ruang Cempaka lantai 2 dan menempati kamar no. 9. Sebuah ruangan khusus, dalam arti hanya diisi oleh satu orang pasien untuk satu ruangan dengan layout nyaman dan fasilitas yang memadai. Tersedia TV 14", tempat tidur elektronis dan kamar mandi yang bersih (ada shower dan toliet duduk). Menurut saya, kualitas ruangan seperti ini sangat jarang kita temui dikebanyakan RS milik pemerintah. Satu lagi, setiap ruangan dilengkapi dengan ruang khusus untuk perawat. Disitu tersedia, wastafel dengan kelengkapan sanitary, alat ukur tekanan darah dan jas khusus termasuk kacamata "google" and sepatu booth, yang harus dikenakan perawat ketika berinterkasi dengan pasien.

Senin, 13 November 2006 pukul 14.30. Telpon di ruang kerjaku berdering. Diujung telpon terdengar : "... Alhamdulillah, aku udah di rumah", teriak Tasya kegirangan. Selanjutnya, Lia meneruskan pembicaraan kami, setelah dinyatakan negatif dari serangan AI, karena seluruh pemeriksaan laboratorium yang dilakukan oleh dokter RS dan di periksa oleh Balitbang Kesehatan Depkes RI dan lembaga NAMRU, tidak ditemukan penyakit yang disebabkan virus AI, Tasya dinyatakan boleh pulang. Alhamdulillah, batinku lega. Kelegaan ini ditambah dengan berita yang cukup mencengangkan bahwa semua fasilitas dan layanan yang telah diberikan selama di RS menjadi tanggung jawab negara alias gratis.

Sejatinya, bukan semata karena gratisnya. Tetapi layanan dan kesungguhan tim yang ada di RS tersebut menangani Tasya - semoga juga pasien - pasien yang lain - yang dinyatakan suspect AI , menjadi alasan kenapa saya harus mengungkan rasa syukur dan terimakasih saya kepada pemerintah republik ini yang telah memberikan pelayanan kesehatan yang baik kepada keluarga saya. Harapan saya kemudian, pengalaman positif ini juga akan ditambah dengan pengalaman - pengalaman yang baik dari seluruh keluarga pasien lainnya, yang membutuhkan layanan kesehatan, baik untuk kasus yang dinyatakan kejadian luar biasa maupun terhadap layanan kesehatan mendasar lainnya.

09 November, 2006

Ungkapan Sederhana Untuk Istri Tercinta By M. Fauzil Adzim

Bila malam sudah beranjak mendapati Subuh, bangunlah sejenak. Lihatlah istri Anda yang sedang terbaring letih menemani bayi Anda. Tataplah wajahnya yang masih dipenuhi oleh gurat-gurat kepenatan karena seharian ini badannya tak menemukan kesempatan untuk istirahat barang sekejap, Kalau saja tak ada air wudhu yang membasahi wajah itu setiap hari, barangkali sisa-sisa kecantikannya sudah tak ada lagi. Sesudahnya, bayangkanlah tentang esok hari. Di saat Anda sudah bisa merasakan betapa segar udara pagi, tubuh letih istri Anda barangkali belum benar benar menemukan kesegarannya. Sementara anak-anak sebentar lagi akan meminta perhatian bundanya, membisingkan telinganya dengan tangis serta membasahi pakaiannya dengan pipis tak habis-habis. Baru berganti pakaian, sudah dibasahi pipis lagi. Padahal tangan istri Anda pula yang harus mencucinya. Di saat seperti itu, apakah yang Anda pikirkan tentang dia? Masihkah Anda memimpikan tentang seorang yang akan senantiasa berbicara lembut kepada anak-anaknya seperti kisah dari negeri dongeng sementara di saat yang sama Anda menuntut dia untuk menjadi istri yang penuh perhatian, santun dalam bicara, tulus dalam memilih kata serta tulus dalam menjalani tugasnya sebagai istri, termasuk dalam menjalani apa yang sesungguhnya bukan kewajiban istri tetapi dianggap sebagai kewajibannya. Sekali lagi, masihkah Anda sampai hati mendambakan tentang seorang perempuan yang sempurna, yang selalu berlaku halus dan lembut? Tentu saja saya tidak tengah mengajak Anda membiarkan istri kita membentak anak-anak dengan mata membelalak. Tidak. Saya hanya ingin mengajak Anda melihat bahwa tatkala tubuhnya amat letih, sementara kita tak pernah menyapa jiwanya, maka amat wajar kalau ia tidak sabar. Begitu pula manakala matanya yang mengantuk tak kunjung memperoleh kesempatan untuk tidur nyenyak sejenak, maka ketegangan emosinya akan menanjak. Disaat itulah jarinya yang lentik bisa tiba-tiba membuat anak kita menjerit karena cubitannva yanq bikin sakit.
Apa artinya? Benar, seorang istri shalihah memang tak boleh bermanja-manja secara kekanak-kanakan, apalagi sampai cengeng. Tetapi istri shalihah tetaplah manusia yang membutuhkan penerimaan. Ia juga butuh diakui, meski tak pernah meminta kepada Anda. Sementara gejolak-gejolak jiwa yang memenuhi dada, butuh telinga yang mau mendengar. Kalau kegelisahan jiwanya tak pernah menemukan muaranya berupa kesediaan untuk mendengar, atau ia tak pernah Anda akui keberadaannya, maka jangan pernah menyalahkan siapa-siapa kecuali dirimu sendiri jika ia tiba-tiba meledak. Jangankan istri kita yang suaminya tidak terlalu istimewa, istri Nabi pun pernah mengalami situasi-situasi yang penuh ledakan, meski yang membuatnya meledak-ledak bukan karena Nabi Saw. tak mau mendengar melainkan semata karena dibakar api kecemburuan. Ketika itu, Nabi Saw. hanya diam menghadapi 'Aisyah yang sedang cemburu seraya memintanya untuk mengganti mangkok yang dipecahkan. Alhasil, ada yang harus kita benahi dalam jiwa kita. Ketika kita menginginkan ibu anak-anak kita selalu lembut dalam mengasuh, maka bukan hanya nasehat yang perlu kita berikan. Ada yang lain. Ada kehangatan yang perlu kita berikan agar hatinya tidak dingin, apalagi beku, dalam menghadapi anak-anak setiap hari. Ada penerimaan yang perlu kita tunjukkan agar anak-anak itu tetap menemukan bundanya sebagai tempat untuk memperoleh kedamaian, cinta dan kasih-sayang. Ada ketulusan yang harus kita usapkan kepada perasaan dan pikirannya, agar ia masih tetap memiliki energi untuk tersenyum kepada anak-anak kita. Sepenat apa pun ia.
Ada lagi yang lain: pengakuan. Meski ia tidak pernah menuntut, tetapi mestikah kita menunggu sampai mukanya berkerut-kerut. Karenanya, marilah kita kembali ke bagian awal tulisan ini. Ketika perjalanan waktu telah melewati tengah malam, pandanglah istri Anda yang terbaring letih itu. lalu pikirkankah sejenak, tak adakah yang bisa kita lakukan sekedar Untuk menqucap terima kasih atau menyatakan sayang? Bisa dengan kata yang berbunga-bunga, bisa tanpa kata. Dan sungguh, lihatlah betapa banyak cara untuk menyatakannya. Tubuh yang letih itu, alangkah bersemangatnya jika di saat bangun nanti ada secangkir minuman hangat yang diseduh dengan dua sendok teh gula dan satu cangkir cinta. Sampaikan kepadanya ketika matanya telah terbuka, "Ada secangkir minuman hangat untuk istriku. Perlukah aku hantarkan untuk itu? "Sulit melakukan ini? Ada cara lain yang bisa Anda lakukan. Mungkin sekedar membantunya menyiapkan sarapan pagi untuk anak-anak, mungkin juga dengan tindakan-tindakan lain, asal tak salah niat kita. Kalau kita terlibat dengan pekerjaan di dapur, memandikan anak, atau menyuapi si mungil sebelum mengantarkannya ke TK, itu bukan karena gender-friendly; tetapi semata karena mencari ridha Allah. Sebab selain niat ikhlas karena Allah, tak ada artinya apa yang kila lakukan. Kita tidak akan mendapati amal-amal kita saat berjumpa dengan Allah di yaumil-kiyamah. Alaakullihal, apa yang ingin Anda lakukan, terserah Anda. Yang jelas, ada pengakuan untuknya, baik lewat ucapan terima kasih atau tindakan yang menunjukkan bahwa dialah yang terkasih. Semoga dengan kerelaan kita untuk menyatakan terima-kasih, tak ada airmata duka yang menetes dari kedua kelopaknya. Semoga dengan kesediaan kita untuk membuka telinga baginya, tak ada lagi istri yang berlari menelungkupkan wajah di atas bantal karena merasa tak didengar. Dan semoga pula dengan perhatian yang kita berikan kepadanya, kelak istri kita akan berkata tentang kita sebagaimana Bunda 'Aisyah radhiyallahu anha berucap tentang suaminya, Rasulullah Saw., "Ah, semua perilakunya menakjubkan bagiku. "Sesudah engkau puas memandangi istrimu yang terbaring letih, sesudah engkau perhatikan gurat-gurat penat di wajahnya, maka biarkanlah ia sejenak untuk meneruskan istirahatnya. Hembusan udara dingin yang mungkin bisa mengusik tidurnya, tahanlah dengan sehelai selimut untuknya. Hamparkanlah ke tubuh istrimu dengan kasih-sayang dan cinta yang tak lekang oleh perubahan, Semoga engkau termasuk laki-laki yang mulia, sebab tidak memuliakan wanita kecuali laki-laki yang mulia. Sesudahnya, kembalilah ke munajat dan tafakkurmu. Marilah kita ingat kembali ketika Rasulullah Saw. berpesan tentang istri kita. "Wahai Manusia, sesungguhnya istri kalian mempunyai hak atas kalian sebagaimana kalian mempunyai hak atas mereka. Ketahuilah, "kata Rasulullah Saw. melanjutkan, 'kalian mengambil wanita itu sebagai amanah dari Allah, dan kalian halalkan kehormatan mereka dengan kitab Allah. Takutlah kepada Allah dalam mengurus istri kalian. Aku wasiatkan atas kalian untuk selalu berbuat baik. "Kita telah mengambil istri kita sebagai amanah dari Allah. Kelak kita harus melaporkan kepada Allah Taala bagaimana kita menunaikan amanah dari-Nya, apakah kita mengabaikannya sehingga gurat-gurat an dengan cepat menggerogoti wajahnya, jauh lebih awal dari usia yang sebenarnya? Ataukah, kita sempat tercatat selalu berbuat baik untuk istri ? Saya tidak tahu.Sebagaimana saya juga tidak tahu apakah sebagai suami Saya sudah cukup baik. Jangan-jangan tidak ada sedikit pun kebaikan di mata istri. Saya hanya berharap istri saya benar-banar memaafkan kekurangan saya sebagai suami. Indahya, semoga ada kerelaan untuk menerima apa adanya. Hanya inilah ungkapan sederhana yang kutuliskan untuknya. Semoga Anda bisa menerima ungkapan yang lebih agung untuk istri Anda.

10 October, 2006

Paramadika dan Ramadhan Tahun ini

Paramadika adalah singkatan dari Panitia Ramadhan dan Idul Fitri di Kampus, Dewan Keluarga Masjid UNPAD. Sebuah kepanitiaan yang dibentuk selepas Pesantren Liburan Mahasiswa. Sebuah kerja dan pengalaman yang sungguh luar biasa, menjadi ketua panitia rangkaian kegiatan selama satu bulan penuh ditambah "bonus" mempersiapkan dan melayani ummat , sekitar kampus Dipati Ukur 35, untuk melaksanakan Sholat Idul Fitri 1421 H. Tahun pertama kuliah di UNPAD dan langsung tidak merasakan lebaran bersama keluarga di Bekasi. Pengalaman itu sungguh membekas, senantiasa mampu menghadirkan "getaran-getaran" kedalam hati akan indahnya setiap Ramadhan pada tahun tahun kemudian. Kerja, berbakti dan melayani.


Tahun lalu, Allah takdirkan untuk terlibat dalam "panitia ramadhan" dan mempersiapkan musholla yang baru selesai dibangun oleh pengembang dua hari sebelum Ramadhan! Vibrasi dan keagungan bulan ini, tanpa disadari, mampu menyatukan hati dan dompet para penghuni baru untuk bersama-sama "udunan" untuk melengkapi peralatan sebuah musholla baru : seperangkat sound system, karpet, hijab, bohlam, podium, kotak amal, "kipas angin"... dan yang jauh lebih penting, petugas untuk Sholat Tarawih. Siapa menjadi apa? Subhanalloh.. malam pertama sholat isya dan rangkaian sholat Tarawih di Musholla Al Ikhlas, begitu kami namakan, terasa demikian indah, dari tiada menjadi ada. Indahnya silaturahmi dan kebersamaan sebagai "orang baru" di komplek yang juga baru ini, segera cair karena Ramadhan.

Tahun ini, tahun kedua, menjalani Ramadhan di Sawo Griya Kencana, sebuah cluster pemukiman dengan jumlah penghuni terbatas, di kawasan Limo, Cinere. Persiapan menghadapi ramadhan berjalan normal, karena manajemen musholla sudah terlatih selama satu tahun. Kami mulai undang penceramah dari lingkungan sekitar, selipkan kultum selama Tarawih dan Sholat Subuh. Momentum peringatan Nuzulul Qur'an, tahun ini, rekan-rekan pengurus sepakat untuk mengundang Yatim Piatu dari Panti Asuhan untuk diundang ke musholla. Diminta untuk menyampaikan cerita dan pengalaman kepada anak- anak warga komplek tentang kehidupan di Panti serta suka dukanya menghadapi hidup dan kehidupan tanpa ayah atau ibu. Memberi contoh dan kesempatan untuk melatih kemampuan berbagi, bagi anak - anak, demikian alasan kami ketika musyawarah. Kemajuan - kemajuan kecil di musholla ini, termasuk melakukan qurban saat Idul Adha dan memperingati tahun baru hijriyah kami maknai sebagai proses dan upaya melatih diri menjadikan Islam sebagai rahmatan lil 'alamin. Dan rangkaian kerja - kerja indah tadi, diawali melalui hikmah kehadiran ramadhan tahun lalu.

"..Ya Allah, jika menurut Engkau, akan lebih banyak kerja yang dapat hamba lakukan dalam ridho Mu, perkenankan hamba untuk kembali berjumpa dengan ramadhan-Mu tahun depan, genapkan usia hamba untuk menikmati perjamuan-Mu pada bulan ini hingga fajar Syawal datang bersinar. Dekati hamba kepada antrian Ampunan Mu, perpendek jalan Hamba untuk menjemput Taqwa Mu, bimbing hamba dalam kasih dan sayang Mu, karena alfa dan kesalahan, lalai dan kemungkaran akan senantiasa ada, mengiringi perjalanan hamba menuju Ramadhan Mu tahun depan".

26 September, 2006

Satu Banding Sebelas Kunci Menuju Bahagia

Satu berbanding sebelas, adalah fakta dimana Ramadhan menjadi bagian dari dua belas bulan hijriyah dalam satu tahun. Menurut matematika dan fisika, rasio dari angka ini sangat kecil, hanya 0,142 ( nol koma satu empat dua). Namun demikian, pengaruh dari keberadaan bulan ini : jika aktivitas ibadah dan pola hidup selama tiga puluh hari dilakukan dengan khusu' dan optimal, diharapkan dapat mewarnai kehidupan sebelas bulan yang lainnya. Sungguh besar pengharapan Nabi Muhammad untuk dapat berjumpa bulan ini, demikian pula bagaimana kesungguhan Allah SWT untuk menjadikannya sebagai bulan yang istimewa. Satu diantara malamnya adalah malam yang senilai dengan seribu bulan, aktivitas ibadah sunnah diganjar dengan aktivitas ibadah fardlu, bulan dimana salah satu ayat Alqur'an untuk yang pertama kali diturunkan kepada Muhammad SAW, rangkaian hari yang dinyatakan dimana pintu - pintu neraka di tutup.Sebaliknya, pintu - pintu syurga di buka. Bahkan,tidurnya orang yang sedang berpuasapun dinilai ibadah. Subhanalloh, sungguh besar kemuliaan bulan ini dibandingkan bulan - bulan lainnya.

Sehat, Kaya dan Bahagia
Nikmat sehat, insyaallah akan kita dapat, karena keteraturan pola makan, sahur dan kala berbuka puasa saja kita mengkonsumsi makanan. Tentu saja pola ini harus diiringi dengan kecukupan kandungan gizi. Laksana sebuah mesin, sistem pencernaan tubuh manusia pun memerlukan istirahat, overhaull istilahnya, waktu untuk istirahat, sehingga seluruh organ tubuh berfungsi dengan optimal kala diperlukan. Penelitian ilmiah dan pengalaman empiris membuktikan bahwa puasa Ramadhan, semakin diyakini oleh sejumlah pakar baik bagi kesehatan. Berkurangnya tingkat kecemasan atau stress, tensi darah kembali normal, nyeri lambung yang hilang, adalah sejumlah fakta yang sering diungkapkan.

Menjadi kaya, dalam arti kemampuan untuk merasakan hidup dalam kecukupan, merupakan hikmah lain yang mengikuti ibadah puasa ini. Perasaan lapar dalam waktu tertentu, disadari atau tidak, mendatangkan empati terhadap orang lain yang hidup dalam kekurangan, dimana tidak ada kejelasan kapan bisa makan dan minum. Ada seorang pakar zakat, yang menyatakan puasa menjadi cara untuk melatih kecerdasan sosial. Dimana kita dilatih untuk merasakan sedikit kekurangan, kurang makan saat siang dan kurang tidur karena harus bangun dini hari untuk melaksanakan sahur. Pengalaman ini, diyakini mampu memperhalus hati kita untuk bisa lebih sensitive terhadap penderitaan orang lain. Yang akhirnya, kita akan semakin pandai mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada kita, karena disitulah esensi dari sifat kaya, mampu merasa cukup atas harta dan atribut - atribut sosial yang telah dimiliki.

Bahagia, menjadi bahagia adalah puncak cita - cita dari segala pengorbanan yang dilakukan oleh hampir seluruh umat manusia di planet ini. Belajar sungguh - sungguh, bekerja keras dengan cerdas, berolahraga secara teratur, membangun jejaring dan silaturahmi kepada sebanyak mungkin orang, memilih dan menentukan pasangan hidup yang ideal, pada akhirnya, diharapkan dapat mendatangkan kebahagiaan, baik bagi dirinya maupun orang -orang disekitarnya.

Jika puasa dan aktivitas selama Ramadhan yang dianjurkan oleh Allah SWT dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, dilakukan dengan khusu' dan sungguh - sungguh, Insyaallah, pengorbanan dan cara kita hidup selama Ramadhan akan mengantarkan kita kepada apa yang menjadi barang paling mahal di dunia ini yaitu bahagia, janji Allah pasti, tidak pernah salah. Mengapa? firman Allah SWT dalam surat Al Baqoroh (2):183, jelas menyatakan ..Hai orang - orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. Sementara pada ayat yang lain, Allah SWT telah menegaskan .. berbahagilah orang - orang yang paling bertaqwa diantara kamu.. Karena itu, untuk bahagia, tidak ada jalan dan cara lain, selain menjadi taqwa, puasa dibulan Ramadhan adalah jalan yang bisa ditempuh untuk menggapai ketaqwaan itu. Wallahu'alam bishawwab

13 July, 2006

SMS : Silaturahmi Melalui (pesan) Singkat

Pagi ini, salah seorang sahabat baik saya, Ati kirim SMS. Begini di menulis :... Alhamdulillah, makin choleha deh. He he n more mature of course. Oh iya,td Eman kasih tau, Annto buka wrg bbek d proyek depn yang jl.juanda dkt wrg H.Bahir. Coba deh Nded!...

Eman, Annto, Ati dan Nded (begitu Ati panggil saya kala itu) adalah teman waktu SMP dan SMA. Cukup lama memang, enam tahun. Meskipun tidak selama itu menjadi (classmate) teman satu kelas. Setting lokasinya adalah Bekasi. Jl. KH.Agus Salim, adalah jalan penting, selama enam tahun yang harus dilewati. Ah..dasar lagi melankolis, koq jadi teringat kembali banyak kejadian yang mampir ketika itu. Prestasi, kegagalan,kekonyolan, aktivitas ekstra kulikuler, cinta monyet, duka dan suka. Hinggap untuk kemudian pergi,silih berganti, datang dan pergi.

Gusti, kembali kuasaMu kau hadirkan melalui sahabat saya pagi ini. Bahwa drama dan lakon hidup, laksana roda yang berputar, kadang diatas kadang dibawah. Dan semua itu, setiap lakon yang akan diperankan oleh setiap makhluk,telah ditentukan dalam "script skenario" yang telah Engkau tetapkan dan simpan di lauhul mahfuzh, database center milikMu yang maha dan super canggih. Tak akan pernah ada satu helaipun benang yang lepas dari busana yang kita miliki tidak diketahui olehNya. Subhanalloh.

Ananto, mulai merealisasikan impiannya. Memiliki rumah makan warung bebek goreng yang dia ternakkan sendiri bebeknya. Restoran H. Bahir, adalah restoran terkenal disekitar jl.Ir. H Juanda, yang kebetulan dimiliki oleh Ayah dari rekan saya Syahrir, konon telah menjadi dokter. Memiliki rumah makan sendiri, sebuah pencapaian yang sangat membanggakan, menjadi enterprenuer setelah dia investasikan waktu untuk menimba ilmu management di UNS, Solo. Alhamdulillah.

Eman, bekerja disalah satu perusahaan yang memproduksi chip dan komponen alat alat elektronik. Sempat mengalami cobaan berat dalam hidup dari sisi kesehatan. Telah berkeluarga dan menikahi salah seorang wanita yang dilahirkan kembar.Ini yang menarik, mendengar cerita bagaimana dia dulu melakukan ta'aruf ketika masih kuliah di Universitas Indonesia.

Ati, seorang analis kimia, saat ini bekerja di salah satu RS di Jakarta Utara. Profesi ini dia geluti setelah kuliah di jurusan Farmasi Universitas Pancasila, Jakarta. Yang bisa saya ceritakan dan kenang, dia sangat gembira ketika saya berikan topi dengan motif ala hawaian, sebagai souvenir ketika saya mengikuti kegiatan PMR di Bali. Saat ini, dia adalah seorang wanita yang choleha, sebenarnya adalah sholehah, mature (begitu dia tulis di smsnya), periang dan menyenangkan.

Rabb,
Benar adanya, ketika Muhammad, Sang Baginda Nabi yang Engkau pilih, menyarankan ummatnya untuk memelihara silaturahmi. Indahnya silaturahmi, saat ini, bisa dipelihara cukup melalui hentakan ibu jari.
Makasih ya Ati, atas smsnya pagi ini.
______________________________________
Eman = Abdurrahman Al Ayyubi
Annto = Ananto
Ati = Isti Qomarsih

07 July, 2006

Doa Menjelang Tepang Taun

Gusti,

dalam hitungan tiga belas hari kedepan, usia ini telah menginjak tiga puluh lima tahun. usia yang cukup untuk mengenal kelemahan dan kekurangan diri. juga keharusan menyadari potensi yang layak dioptimalkan sebagai bukti syukur kepada Dzat yang telah menitipkannya, agar eksistensi potensi itu memberi manfaat dan bekal di kehidupan dunia sekaligus menjadi ladang amal dan bekal untuk kehidupan setelah mati.

Zizou, di usianya yang gak jauh beda, memutuskan diri untuk pensiun dari dunia sepakbola dengan segudang prestasi. dia berjanji untuk membuat "farewell party" dari dunia bola dengan mengantarkan perancis menjadi juara piala dunia 2006. dia berhasil membuat warga dunia mengingatnya sebagai sebagai pemain bola pada zamanya.

Zaenal Abidin, Ayahanda (almarhum), diusia 47 tahun mampu mengantarkan anaknya memasuki usia "aabege" (sma kelas dua kala itu) dengan tanpa masalah, memiliki kepercayaan diri yang kuat akan pilihannya dan memiliki aktivitas yang cukup membanggakan, setidaknya bagi diri sendiri. kala itu anaknya telah mampu menjadi wakil provinsi jawa barat dalam kegiatan JUMBARA ( Jumpa Bakti dan Gembira) PMR tingkat nasional di bumi perkemahan Blahkiuh, Bali.
Gusti,

jika menurut ketetapan Engkau, ada kelebihan lain yang telah di titipkan kala ruh ditiupkan kepada jasad hamba, segerakan hamba untuk menemukannya. permudah jalan untuk mewujudkan mimpi dan keinginan hamba menjadi orang yang pandai bersyukur, menjadi umat Muhammad yang banyak memberi manfaat dan menjadi anak yang sholeh bagi ibu yang sholehah. menjadi anak yang terus ikhlas mendoakan ayahanda yang telah engkau panggil lebih awal.

Gusti,

lapangkan pintu - pintu rizki yang menyertai hamba. perkuat bahu dan lengan hamba untuk terus bekerja. pertajam daya pikir dan analisa hamba, agar mampu dan tidak malas untuk terus menulis dan berfikir. lunakkan lidah hamba untuk pandai bertutur kata hanya yang Engkau suka. jernihkan hati hamba untuk mampu merasakan denyut dan getaran-getaran yang sebenarnya adalah petunjukMu. sirami keluarga hamba dengan cinta, sayang dan rasa saling memiliki dan mengasihi.

Gusti,

mengawali permohonan dan doa hamba, bukakanlah pintu - pintu ampunanMu, butakan hamba dari indera mata yang penuh maksiat, tulikan telinga hamba dari nyanyian dan bisikan syetan yang terkutuk, lumpuhkan langkah hamba untuk melangkah ke tempat-tempat yang Engkau tidak suka. lelah rasanya menjalani hidup tanpa bimbingan dan petunjukMu. ampuni segala dosa dan kesalahan hamba yang telah lalu.. bukakan pintu maafmu atas orang-orang yang mungkin telah terluka karena diri hamba.

jika tidak kepada Engkau kepada siapa hamba memohon pertologan, jika tidak kepada Engkau kepada siapa hamba harus bergantung? jika tidak kepada Engkau kepada siapa hamba harus berharap...

Astaghfirullohal'adziim.

28 June, 2006

Second Wave of Promoting Ethical Business in Indonesia

Since 1998, Indonesia Business Links focus on how to attract private sector to alert and eager to talking about how doing business ethically in Indonesia. This initiative was roll on very fast in line with the political will from Government of Indonesia (GoI) to combating corruption in this country. On this phase, involvement of private sector more tend to as partner of government official through socialization of Law No. 20/2001 amandement to Law no. 31/1999 on Corruption Eradication. Based on that law and the experiences, we learned that they have three type of relation between state apparatus or civil servant with private sector or public :

1. Extortion or Exploitation of Power, Article 12
2. Bribery controlled by Article 5,6 and Article 11
3. Gratification stated by Article 12b, 12c and Article 13

Until this stage, we succeed to invite more than 450 participant, came to big seventh cities in Indonesia and about 10 prominent resources from private sector share their experiences and enlighten to audience about how they implement doing business ethically. We learned about what is the Code of Conduct from BP, we know about what was Anti Corruption Unit in BRR did, how the General Manager of Plaza Surabaya hotel look that they have a “niche market” while they campaign that they do not accept the mark up invoice to their customer. Wide spectrum and point of view from various background when they talked the same thing is very clear messages that corruption is not good at all.
Next to 2007 year, the second wave will come to private sector itself, not as a partner of government official or state apparatus. Commision of Eradication Corruption (Komisi Pemberantasan Korupsi) will investigate directly to the corporation which have indication do the corruption practices. In many occasion KPK , stated that next year they will focus and move on to to private sector. Some preparation should do before go to this step, we need more comprehensive Law to accommodate this obsession, because recent Law only regulate to the civil servant or state apparatus. IBL, persistent and committed hand in hand with KPK to enter this wave. One of the point of view, how we, as private sector can do is implementing Code of Conduct (CoC) internally. Specific effort will invested by IBL to make a guideline how to make and implement CoC with making appropriate & culturally sensitive decision. We strongly believe that through this initiative, companies can collectively contribute to the creation of enabling environment for business as we are able to continue outreaching more audiences and geographical coverage in Indonesia.

Last but not least, we are pleased to learn private sector interest on our initiative in campaigning ways to conduct this mission through the second wave of Promoting Ethical Business in Indonesia.

20 June, 2006

Energi Masa Lalu, Penunjuk Arah Masa Depan

Pagi ini, gue kebetulan liat foto-foto yang berantakan di kamar rumah. Entah siapa yang membongkar kumpulan Album foto masa lalu yang pernah singgah dalam matra waktu kehidupan gue.

Satu : 1995, ada foto gue lagi menggunakan beskap Sunda, warna kuning gading dengan blangkon dan kain warna hijau dan hitam bermotif batik. Bersama rekan-rekan dari seluruh Indonesia dengan pakaian daerah masing-masing melakukan pentas seni mewakili Indonesia di Jepang, "The Friendship Programe for The 21st Century", JICA yang mensponsori.

Dua : 2003, dilatarbelakangi banner " Menuju Kebangkitan Serikat Yang Mengakar, Kuat dan Maju", gue gandengan tangan sama Virna Medina, Diri Buntara dan P.Purba, keatas setinggi kemampuan tangan gua menjangkau.. penuh peluh, sedikit airmata dan senyuman menawan. Dokumentasi ini, terjadi saat selesai melaporkan Laporan Pertanggungjawaban sebagai Ketua Umum Serikat Karyawan Bank Bali (SKBB) yang sekarang menjadi Serikat Pekerja Bank Permata (SPBP) dan diterimanya secara aklamasi namun harus melalui proses negosiasi dan lobby yang sangat fenomenal, Virna Medina, menjadi Ketua Umum SPBP. Peristiwa bersejarah ini terjadi di Asrama Atlit Ragunan, Jakarta.

Tiga : Tertawa lepas, bersama dengan sejumlah delegasi dari Asia Pasifik dengan pakaian adat, seadanya, masing-masing. Yang paling berkesan buat pribadi: punya pengalaman berdiskusi dan satu panggung dengan teman-teman dari Israel. Moment ini terjadi pada kegiatan Cultural Night di salah satu kawasan wisata milik SNTUC. Kegiatan yang berlangsung pada tahun 2004 ini bertajuk :"ICFTU-SNTUC :Youth Regional Conference", Singapura.

Tiga foto utama yang kembali gue rapikan dan simpan bersama dengan yang lain yang juga menarik. Entah mengapa, setelah itu ada energi yang luar biasa yang mengalir dalam darah dan otak, menjelma menjadi sebuah pertanyaan sekaligus tekad : "Sekarang, dan masa yang akan datang, mau jadi apa? Hendak kemana?" . Momen -momen tadi, buat gue adalah pencapaian atas sesuatu yang telah gue jalanin sebelumnya. Sehingga itu membanggakan, sekaligus menjadi stimulir yang sangat kuat untuk mengucapkan syukur kepada-Nya. Atas sejumlah kenikmatan dan kesempatan mengalaminya.

Sebentuk kontemplasi dan keharusan untuk mengevaluasi diri, harus ada pencapaian-pencapaian lain yang diraih! Setiap saat setiap waktu, sehingga hidup akan lebih memiliki makna. Sehingga akan mengalir lebih banyak lagi syukur dan istighfar, dalam untaian kata dan senandung malam. Terpercik lagi api semangat dan kegairahan melewati hari.."Rabbi mudahkan jalan hidup hamba agar senantiasa memberi manfaat bagi dunia dan berarti bagi akhirat". Amien


____________________
JICA = Japan International Cooperation Agency
SNTUC = Singapore National Trade Union Congress
ICFTU = International Congress Free Trade Union

09 June, 2006

Loyalty amongst criminals in a myth

Loyalty amongst criminals in a myth. During investigations,most accused people only have loyalty to one party -themselves. (Rodney Hay, Technical Advisor, PricewaterhouseCoopers). He said when speech as Keynote Speaker on Workshop on Business Ethics in Nikko Hotel Jakarta, May 31 2006.

Statement tersebut layak untuk dijadikan renungan kita bersama. Sejatinya, ketika seseorang telah berurusan dengan keselamatan dan kepentingan dirinya sendiri, dia akan melupakan apa yang dikenal atau disebut dengan solidaritas, persaudaraan atau kepentingan kelompok. Rodney, meyakini hal tersebut,karena pengalamannya yang cukup lama di bagian penyidikan ketika bekerja di kepolisian Australia, dimana dia berasal.

Meskipun penulis masih penasaran dengan fakta - fakta (atau bisa jadi mitos) mengenai gangster "Yakuza", di Jepang atau para mafioso di Italia, yang konon kabarnya sangat loyal sama perkumpulannya, statement tersebut semoga menjadi semacam "tausiah" bagi siapa saja yang masih 'cinta mati' untuk melakukan kejahatan berkelompok, yang meyakini dirinya dan kelompoknya untuk terus berlaku jahat didalam bayang-bayang kelompoknya.

Karena, bagi mereka yang percaya : sesungguhnya tiap-tiap kita adalah individu-individu merdeka, yang individualistic, tidak komunal yang akan dimintai pertanggungjawabannya sendiri-sendiri atas setiap tindakan, ucapan dan perbuatan yang kita lakukan, selama hidup didunia yang fana ini. Thanks Rodney, I think your statement already stated a long long time ago.

23 May, 2006

Makam Teuku Umar Johan Pahlawan, Meulaboh


Rabu, 17 Mei 2006, Indonesia Business Links bekerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Solidaritas untuk Anti Korupsi (SuAK, kembali mengadakan Workshop on Business Ethics : "Managing Dilemma on Facilitating Payments", serial workshop yang diselenggarakan di 6 (enam) kota di Indonesia termasuk Jakarta.

Dalam kesempatan menunggu hari dan jam terbang ke Medan dari Meulaboh, aku sempatkan berziaah ke Makam Teuku Umar Johan Pahlawan. Makam yang berada di kawasan terpencil didalam hutan. Untuk sampai kesini, memerlukan satu jam perjalanan dengan kendaraan roda empat dari kota Meulaboh. Kawasan ini disebut Meugo.

Makam ini, bukan makam pertama bagi Teuku, rekan yang mengantar saya, ini adalah makam yang kedua. Mengapa? Karena para pejuang "Tanah Rentjong", tidak ingin jasad syahid ini, menjadi alat propaganda untuk meruntuhkan moral dan tekad perjuangan rakyat Aceh. Sehingga, jasad beliau sengaja disembunyikan dari intaian penjajah.

Makam ini dilengkapi dengan balai - balai untuk pengunjung yang hendak melakukan ritual ibadah seperti tadarus atau sholat, dapur umum dan alat-alat masak secukupnya dan lapangan yang digunakan untuk upacara ketika memperingati hari Pahlawan setiap tanggal 10 Nopember.

Yang istimewa di kawasan makam ini adalah, ada pohon (konon merupakan tongkat yang digunakan untuk tandu Teuku Umar, yang ditancapkan begitu saja dan tumbuh sampai saat ini) yang mampu menampung air. Istimewanya air yang tertampung diantara pohon tersebut tidak pernah habis untuk di minum sampai ribuan orang. Demikian juga, tak pernah kering kala musim kemarau. Sehingga, bagi yang mempercayainya, air ini dapat digunakan sebagai obat bagi anak-anak yang terkena demam, dan penyakit ringan lainnya.

Subhanallah, senantiasa ada hikmah dan tausyiah, ketika berkunjung ke Makam para mujahid dan orang-orang shaleh..

01 May, 2006

Memberikan Sambutan pada Workshop on Business Ethics di Manokwari


Kepada Yang Terhormat,

1.Bapak Prof. Dr. Y. Renwarin (Rektor Universitas Negeri Papua)
2.Bapak Ir. Y.P. Karafir, M.Ec Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Papua
3.Bapak Soleman Betawi, Bupati Kepala Daerah Tingkat II Yapen
4.Bapak Asep Rachmat Suwanda, Direktorat Gratifikasi Komisi Pemberantasan Korupsi
5.Ketua Kamar Dagang dan Industri ( KADIN) Irian Jaya Barat
6.Bapak/Ibu sivitas akademika Universitas Negeri Papua, Panitia Penyelenggara Workshop

Hadirin, peserta Workshop on Business Ethics yang berbahagia

Assalamu’alaikaum wR. wB.

Salam Sejahtera bagi kita semua.

Merupakan sebuah kehormatan bagi Indonesia Business Links untuk hadir di pulau paling timur Indonesia, Irian Jaya. Yang lebih menggembirakan adalah, akhirnya kami dapat menjalin kerjasama dengan Universitas Negeri Papua (UNIPA) dalam menyelenggarakan Workshop on Business Ethics, yang mengusung tema : “Managing Dilemma on Facilitating Payments”. Sebuah kerja bersama antara komunitas bisnis dan perguruan tinggi untuk membantu pemerintah, dalam hal ini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mensosialisasikan Undang – Undang Anti Korupsi, dengan penajaman kepada isu dan pengetahuan terkait dengan gratifikasi. Pemberian hadiah kepada pejabat publik, penggunaan uang pelicin dalam pelaksanaan tender, munculnya biaya-biaya tak terduga dalam mengakses pelayanan publik, merupakan praktik – praktik bisnis dan penyelenggaraan Negara yang selama ini dianggap wajar, biasa dan normal-normal saja. Namun, jika dilaksanakan secara berjamaah dan terstruktur dalam rentang waktu yang lama, ternyata menghasilkan kondisi dimana bangsa ini menjadi terpuruk, jauh tertinggal dari bangsa-bangsa tetangganya. Tak kurang dari Mr. Paul Wolfowitz, Direktur Bank Dunia, dalam kunjungan terakhirnya ke Indonesia, secara khusus menyoroti masalah ini. Tak kalah seriusnya, pemerintah saat ini, meningkatkan intensitas perhatian dan dukungan politiknya kepada KPK untuk mempercepat proses pemberantasan korupsi. Ini sebuah awal yang menggembirakan.

Hadirin Yang Berbahagia,

Manokwari, adalah kota kelima yang kami kunjungi setelah Banda Aceh, Pekanbaru, Balikpapan, dan Surabaya. Sejak tahun 1999, Indonesia Business Links memusatkan kegiatan ini di ibukota Jakarta. Sejak tahun 2001, bersama dengan KPK, prakarsa ini dirasa perlu untuk juga dapat dilaksanakan dikota-kota besar lainnya. Animo dan partisipasi peserta di masing-masing kota yang telah kami laksanakan sungguh menggembirakan, karena melalui Workshop ini, peserta menemukan tempat dan momentum yang aman, berlangsung dalam kesamaan kepentingan dan saling menghargai kesulitannya masing-masing.

Pembicaraan yang kami maksud adalah sesuatu yang selama ini telah dianggap bagian dari budaya bangsa, yaitu pemberian gratifikasi. Sejatinya, kita bersama-sama telah merasakan dampak buruk dari budaya ini terhadap kepentingan bangsa secara keseluruhan. High cost economy, rendahnya kemampuan Negara dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, rendahnya tingkat investasi, merupakan sebagian dampak buruk dari budaya ini.

Gratifikasi (atau pemberian hadiah) sering kali melibatkan situasi dilematik justru karena sifatnya yang ”abu2”. Karena itu, bersama dengan KPK dan UNIPA, Indonesia Business Links mencoba untuk mengurai permasalahan ini dengan membangkitkan kesadaran, bahwa permasalahan ini harus segera dipecahkan dan dicarikan jalan keluarnya. Sehingga kita : aparatur pemerintah daerah, komunitas bisnis dan lembaga sosial masyarakat (Civil Society Organization) memiliki pemahaman bersama atas apa yg boleh dan tidak boleh dalam pemberian hadiah tsb. Diatas itu semua, diharapkan reputasi Indonesia sebagai Negara korup bisa kita hapus.


Hadirin Yang Terhormat,

Indonesia Business Links (IBL), adalah sebuah organisasi nirlaba, yang didirikan pada tahun 1998 oleh sejumlah pelaku bisnis yang memiliki kepedulian untuk membangun iklim bisnis yang sehat. IBL mengemban misi menggalang kemitraan serta menggalang kesadaran berbisnis secara benar. Untuk mewujudkan visi tersebut, membangun jejaring dengan dengan rekan –rekan di daerah yang memiliki visi yang sama, seperti dengan UNIPA saat ini, merupakan pilihan strategis yang diambil.

Disamping program ini -, IBL memiliki perhatian yang cukup besar terhadap upaya-upaya yang terkait dengan penyelamatan lingkungan (CSR for Better Life), program untuk memberi peluang dan keahlian kepada generasi muda untuk memulai usaha (Young Entrepreneurship Start Up Program) penguatan kepada pelaku usaha di kalangan kecil dan menengah (Warbisnet).

Kami, mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Para pembicara : Pak Soleman Betawi, Pak Asep Rachmat Suwanda,
2. Seluruh Panitia Penyelenggara, dalam hal ini Universitas Negeri Papua (UNIPA),
3. Center for Internasional Private Enterprises (CIPE), dan korporasi yang mendukung kegiatan ini, serta
4. Bapak/Ibu hadirin yang telah berkenan meluangkan waktu untuk bersama- sama mengikuti kegiatan ini.

Sebelum mengakhiri, perkenankan kami memohon maaf bila dalam penyelenggaraan kegiatan ini, terdapat kekurangan. Tak ada gading yang tak retak, tidak ada manusia yang sempurna. Namun, kami telah berusaha untuk memberikan yang terbaik agar kegiatan ini memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada Peserta.

Terimakasih

Dedi Nurfalaq
Program Manager Resources Center for Corporate Citizenship
Indonesia Business Links

19 April, 2006

Tersenyum, Karenanya Hidup Menjadi Lebih Indah



Seperti kata kebanyakan orang, tersenyum menjadikan hidup ini lebih indah. Tersenyum juga membuat diri menjadi lebih siap menyelesaikan masalah. Karena dengan tersenyum, akan timbul energi positif untuk mampu melihat setiap permasalahan dengan lebih jernih. Membuka sebanyak mungkin peluang penyelesaian masalah.

Namun diatas itu semua, senyum merupakan ibadah termurah yang dapat dilakukan manusia dan senyum juga merupakan sunnah dari Rasululloh Muhammad SAW.

06 April, 2006

Local Languange First ! Learning form Budayawan in Pekanbaru.


March 23, 2006 Indonesia Business Links in collaboration with Transparency International Indonesia, Pekanbaru, as a local partner run the Workshop on Business Ethics : “Managing Dilemma on Facilitating Payments” in Hotel Ibis, Lancang Kuning 2 Room, Pekanbaru. On this event, 54 participant come from government sector, civil society and private sector. They joint this workshop with very dynamic and meaningful discussion . We success to invite 3 ( three) resources person come to this workshop with this configuration :

•Mr. M. Nasir Day from Private Sector, from KADIN Pekanbaru (Pekanbaru Chamber of Commerce and Industry)
•Mr. Asep Rachmat Suwandha from KPK (Corruption Eradication Comision)
•Mr. Al Azhar from Cultural Observer and CSO Leader

Before panel discussion, Mr. Nasrun Effendi - one of candidate for next Mayor of Pekanbaru - on behalf of Riau Governor come and give Speech and officially open our Workshop. He said that corruption will be destroy the national character, more than that, for business reason, corruption will be a high cost economy, creating distrust from external investor to this country and against the social and economic right from citizen.

Initiative from governor of Riau, he set up One Stop Service ( Sistem Pelayanan Perizinan Satu Atap) in investment and already opening officially by Minister of Pendayagunaan Aparatur Negara ( MENPAN). The reason why they set up this office, because of the survey that mentioned one of the handicap of Riau from investor to invest , is bureaucracy.

The great things we get here, Mr. Al Azhar said, that terminology or definition of gratifikasi, as note at UU No. 21/2002, will be a basic handicap in Riau , as part of Melayu Culture Community in Region, and will be the same thing in another region Gratifikasi come from, gratikatie Deutch, not from local language. He said that, government or parliament member, should try and looking for local language first, before trying to use “ import” language.


Overall the program running very well and the participation from participant perfect. They very enthusiastic to participate the workshop until end of the program. (DNF-IBL)

15 February, 2006

Re Inventing CSR Workshop at AIM



February 6-10, 2006. I had a great opportunity from my office to attended the "1st Reinventing CSR" at Asian Institue of Management (AIM), Manila Philippine. This workshop followed by 29 participant from 4 country in Asia, Vietnam, Thailand, Indonesia and Philippine itself. From my office Indonesia Business Links (IBL), I went with Mrs. Chrysanti Sedyono Hasibuan ( Board of Management of IBL). Then, I met Mr. Billy P.Kadar from Astra International, Mr. Aldi Alizar from Golder Associate and Mrs. Mulyasti Dwi Narini from Bank Central Asia. So, Indonesia have 5 participant from 29.

How should we design our CSR programs? What social causes should we support? How do we integrate CSR in our core business strategy ? Are the guidelines on how to implement CSR effectively? Would be strategic questions which will be answered during the WOrkshop.

Corporate Social Responsibility (CSR) is becoming the mainstream business philosophy of today. To be on top of the corporate ladder, companies must engage themselves in issues thet their stakeholders care most about. Creating social value matters, but equally important is building business performance simultaneously. Traditionally, CSR in the form of philanthropy or corporate giving is not integrated in the business strategy. These traditional approaches have short term impact on society while bringing little bearing to business.

Having already accepted the relevance of CSR in business, companies are now wondering how by practicing CSR they could maximize both social and business performances ( Asian Insitute of Management - Ramon V. Del Rosario Sr - Center for Corporate Responsibility)

04 January, 2006

Bakti Untuk Emak


Bakti terakhir untuk
Emak, Nenek yang meninggal di usia 77 tahun, pada tanggal 31 Desember 2005. Menorehkan nama pada nisannya. Selamat Jalan, Mak, semoga Allah SWT memberikan tempat dan masa penantian yang menyenangkan. "Innaalillahi wa innaa ilaihi rooji'uun".

Kematian Orang Terdekat


Minggu, 31 Desember 2005, menjadi bukti kesempurnaan dari eksistensi dan hakikat keMahaEsaan Allah SWT. Dimana pada hari itu, keperkasaanNya, kembali ditunjukkan kepada keluarga kami. Emak, panggilan yang digunakan untuk menyebut Ibu sebenarnya, namun digunakan oleh seluruh cucu, menantu dan siapa saja yang terkait dengan keluarga besar ini, pada pukul 18.56 WIB dipanggil menghadap Sang Khalik Syariat yang dilaluinya, mengalami pendarahan di otak, karena alasan itu, beliau harus dioperasi di RS Al Islam, Bandung pada hari Selasa. Pasca operasi hingga Minggu pada tanggal dimana menjadi hari terkahir di tahun 2005, tidak ada komunikasi apapun dengan kelurga yang lain. Beliau, comma tidak mengalami tanda- tanda membaik. Hanya tarikan nafas yang dibantu oksigen dan suara dahak yang menghambat di daerah kerongkongan, yang menjadi tanda bagi kami bahwa beliau sedang mengalami hal yang buruk dalam bagian kehidupannya.


Rabu, 3 Januri 2006, Aa, sebutan yang digunakan oleh keluarga besar Ijal, suaminya Neni, pukul 09.00 WIB juga mengalami sunnatulloh yang sama. Karena usia yang semakin menua, beliaupun dipanggil oleh Allah SWT.

Bagi keluarga besar kami. Kedua figure ini adalah orang-orang yang memberi kontribusi besar bagi tumbuh dan berkembangnya keluarga kami, hingga sekarang. Karena kegigihan dan kesalehan merekalah, para orang tua kami mendapat pendidikan yang memadai bahkan jauh lebih dari cukup jika dibandingkan dengan orang – orang disekitarnya.

Tidak ada yang istimewa sebenarnya, lahir, tumbuh, tua dan pada akhirnya meninggal dunia adalah lakon dan frgamen hidup yang sangat standard. Tidak ada yang istimewa. Namun demikian, karena yang mengalaminya adalah orang-orang terdekat, ada kalkulasi dan perasaan lain yang muncul. Sungguh tidak terlalu mengenakkan.

Change Management

Adalah dua kata   sakti yang selalu digulirkan bersamaan dengan   momentum momentum berikut : merger, akuisisi, perubahan Bord of ...