Catatan dan pendapat tentang kepemimpinan,politik dan issue - issue populis serta aktual lainnya yang sedang terjadi di sekitar kita. Tulisan dalam blog ini merupakan pemikiran sendiri, namun tidak tertutup kemungkinan karena terdapat kesesuaian dengan pemikiran orang lain untuk topik dan interest yang sama. Blog ini terbuka terhadap perbedaan pendapat, kritik dan saran dari Anda.
01 May, 2006
Memberikan Sambutan pada Workshop on Business Ethics di Manokwari
Kepada Yang Terhormat,
1.Bapak Prof. Dr. Y. Renwarin (Rektor Universitas Negeri Papua)
2.Bapak Ir. Y.P. Karafir, M.Ec Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Papua
3.Bapak Soleman Betawi, Bupati Kepala Daerah Tingkat II Yapen
4.Bapak Asep Rachmat Suwanda, Direktorat Gratifikasi Komisi Pemberantasan Korupsi
5.Ketua Kamar Dagang dan Industri ( KADIN) Irian Jaya Barat
6.Bapak/Ibu sivitas akademika Universitas Negeri Papua, Panitia Penyelenggara Workshop
Hadirin, peserta Workshop on Business Ethics yang berbahagia
Assalamu’alaikaum wR. wB.
Salam Sejahtera bagi kita semua.
Merupakan sebuah kehormatan bagi Indonesia Business Links untuk hadir di pulau paling timur Indonesia, Irian Jaya. Yang lebih menggembirakan adalah, akhirnya kami dapat menjalin kerjasama dengan Universitas Negeri Papua (UNIPA) dalam menyelenggarakan Workshop on Business Ethics, yang mengusung tema : “Managing Dilemma on Facilitating Payments”. Sebuah kerja bersama antara komunitas bisnis dan perguruan tinggi untuk membantu pemerintah, dalam hal ini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mensosialisasikan Undang – Undang Anti Korupsi, dengan penajaman kepada isu dan pengetahuan terkait dengan gratifikasi. Pemberian hadiah kepada pejabat publik, penggunaan uang pelicin dalam pelaksanaan tender, munculnya biaya-biaya tak terduga dalam mengakses pelayanan publik, merupakan praktik – praktik bisnis dan penyelenggaraan Negara yang selama ini dianggap wajar, biasa dan normal-normal saja. Namun, jika dilaksanakan secara berjamaah dan terstruktur dalam rentang waktu yang lama, ternyata menghasilkan kondisi dimana bangsa ini menjadi terpuruk, jauh tertinggal dari bangsa-bangsa tetangganya. Tak kurang dari Mr. Paul Wolfowitz, Direktur Bank Dunia, dalam kunjungan terakhirnya ke Indonesia, secara khusus menyoroti masalah ini. Tak kalah seriusnya, pemerintah saat ini, meningkatkan intensitas perhatian dan dukungan politiknya kepada KPK untuk mempercepat proses pemberantasan korupsi. Ini sebuah awal yang menggembirakan.
Hadirin Yang Berbahagia,
Manokwari, adalah kota kelima yang kami kunjungi setelah Banda Aceh, Pekanbaru, Balikpapan, dan Surabaya. Sejak tahun 1999, Indonesia Business Links memusatkan kegiatan ini di ibukota Jakarta. Sejak tahun 2001, bersama dengan KPK, prakarsa ini dirasa perlu untuk juga dapat dilaksanakan dikota-kota besar lainnya. Animo dan partisipasi peserta di masing-masing kota yang telah kami laksanakan sungguh menggembirakan, karena melalui Workshop ini, peserta menemukan tempat dan momentum yang aman, berlangsung dalam kesamaan kepentingan dan saling menghargai kesulitannya masing-masing.
Pembicaraan yang kami maksud adalah sesuatu yang selama ini telah dianggap bagian dari budaya bangsa, yaitu pemberian gratifikasi. Sejatinya, kita bersama-sama telah merasakan dampak buruk dari budaya ini terhadap kepentingan bangsa secara keseluruhan. High cost economy, rendahnya kemampuan Negara dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, rendahnya tingkat investasi, merupakan sebagian dampak buruk dari budaya ini.
Gratifikasi (atau pemberian hadiah) sering kali melibatkan situasi dilematik justru karena sifatnya yang ”abu2”. Karena itu, bersama dengan KPK dan UNIPA, Indonesia Business Links mencoba untuk mengurai permasalahan ini dengan membangkitkan kesadaran, bahwa permasalahan ini harus segera dipecahkan dan dicarikan jalan keluarnya. Sehingga kita : aparatur pemerintah daerah, komunitas bisnis dan lembaga sosial masyarakat (Civil Society Organization) memiliki pemahaman bersama atas apa yg boleh dan tidak boleh dalam pemberian hadiah tsb. Diatas itu semua, diharapkan reputasi Indonesia sebagai Negara korup bisa kita hapus.
Hadirin Yang Terhormat,
Indonesia Business Links (IBL), adalah sebuah organisasi nirlaba, yang didirikan pada tahun 1998 oleh sejumlah pelaku bisnis yang memiliki kepedulian untuk membangun iklim bisnis yang sehat. IBL mengemban misi menggalang kemitraan serta menggalang kesadaran berbisnis secara benar. Untuk mewujudkan visi tersebut, membangun jejaring dengan dengan rekan –rekan di daerah yang memiliki visi yang sama, seperti dengan UNIPA saat ini, merupakan pilihan strategis yang diambil.
Disamping program ini -, IBL memiliki perhatian yang cukup besar terhadap upaya-upaya yang terkait dengan penyelamatan lingkungan (CSR for Better Life), program untuk memberi peluang dan keahlian kepada generasi muda untuk memulai usaha (Young Entrepreneurship Start Up Program) penguatan kepada pelaku usaha di kalangan kecil dan menengah (Warbisnet).
Kami, mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Para pembicara : Pak Soleman Betawi, Pak Asep Rachmat Suwanda,
2. Seluruh Panitia Penyelenggara, dalam hal ini Universitas Negeri Papua (UNIPA),
3. Center for Internasional Private Enterprises (CIPE), dan korporasi yang mendukung kegiatan ini, serta
4. Bapak/Ibu hadirin yang telah berkenan meluangkan waktu untuk bersama- sama mengikuti kegiatan ini.
Sebelum mengakhiri, perkenankan kami memohon maaf bila dalam penyelenggaraan kegiatan ini, terdapat kekurangan. Tak ada gading yang tak retak, tidak ada manusia yang sempurna. Namun, kami telah berusaha untuk memberikan yang terbaik agar kegiatan ini memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada Peserta.
Terimakasih
Dedi Nurfalaq
Program Manager Resources Center for Corporate Citizenship
Indonesia Business Links
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Change Management
Adalah dua kata sakti yang selalu digulirkan bersamaan dengan momentum momentum berikut : merger, akuisisi, perubahan Bord of ...
-
In your interactions with team members, do you act mainly as a manager or as a leader ? The question may seem like splitting hairs, b...
-
Ditengah dinamika massa kampanye putaran terakhir dan semakin liarnya publikasi hasil lembaga survey politik yang tumbuh bak jamur dimusim h...
No comments:
Post a Comment