Jakarta (ANTARA News) - Tim putri Indonesia masih bertahan tak terkalahkan hingga babak ketiga pada Olimpiade Catur ke-38 yang berlangsung di Dresden, Jerman, Minggu, setelah pada pertandingan babak ketiga itu menghentikan perlawanan tim tangguh unggulan ke-19 Yunani dengan skor 2,5 - 1,5.
Dengan kemenangan itu maka tim putri Indonesia kini berada di peringkat 12 dari 114 regu yang bertanding dari 112 negara, dan pada babak selanjutnya empat, Senin, akan menghadapi Rusia, demikian laporan Humas PB Percasi Kristianus Liem dari Dresden.
"Ini menjadi yang pertamakali tim putri Indonesia bertemu Rusia di Olimpiade Catur, Kalau bisa mengalahkan Rusia, saya akan berikan seribu dolar, dan jika seri lima ratus dolar," kata manajer tim Indonesia Riskie Dharma Putra di Dresden.
Menurut Riskie yang punya sekolah catur di Surabaya, ia baru saja menerima sms dari Wakil Ketua Umum PB Percasi GM Utut Adianto bahwa Menegpora menjanjikan hadiah satu milyar rupiah kalau tim putri Indonesia bisa mengalahkan tim putri Rusia.
Bintang Indonesia pada babak ketiga adalah Evi Lindiawati di papan dua dan pemain cadangan Kadek Iin Dwijayanti yang baru pertama kali diturunkan di papan empat menggantikan Desi Rachmawati yang diistirahatkan setelah mengalami kekalahan di babak kedua.
Evi (2121) yang main aman dan sederhana sejak awal pertahanan Sisilia variasi Kan, berhasil membuat kejutan dan mengalahkan GMW Anna Maria Botsari (2308) pada permainan akhir Gajah sewarna. Botsari yang merupakan pecatur berpengalaman melakukan kesalahan prinsipil pada langkah ke-43 ketika dalam posisi kalah satu bidak menolak pertukaran Gajah untuk masuk ke dalam permainan akhir Benteng yang peluang remisnya jauh lebih besar. Yang terjadi akhirnya permainan akhir Gajah sewarna dengan tiga bidak lawan empat bidak.
Disebut kesalahan prinsipil karena tiga dari empat bidak Botsari berada pada petak terang yang sewarna dengan Gajah Evi, dan sebaliknya lima bidak Evi justru berada di petak gelap atau tidak sewarna dengan Gajah Botsari sehingga tidak mungkin diambil. Akhirnya memang satu demi satu bidak Botsari "dipetik" Evi sehingga pecatur Yunani yang pernah ke Indonesia pada tahun 1993 itu menyerah pada langkah ke-56 setelah ketinggalan dua bidak.
Skor yang disumbangkan Evi langsung menyamakan kedudukan 1,5-1,5 setelah MIW Irene Kharisma Sukandar (2303) menahan remis papan satu Yunani yang sudah bergelar MI putra, GMW Yelena Dembo (2446) pada langkah ke-30, dan pahlawan hari sebelumnya Dewi Andhiani Anastasia Citra kalah dari GMW Marina Makropoulou (2265) pada langkah ke-43.
Kadek Iin (1859) yang paling akhir selesainya, membuat kubu Indoneisa tegang karena dalam krisis waktu yang parah, Kadek sempat tinggal satu detik baru melangkah, Kalau saja gerakan tangannya sedikit kurang cepat ia bisa kalah waktu. Gugupnya Kadek ternyata justru membuat lawannya, MIW Alexandra Stiri (2171) ikut nervous dan beberapa kali mengalami blankspot misalnya tidak melihat Gajahnya diancam. Stiri menyerah pada langkah ke-47 dan mendapat omelan rekan-rekannya karena main seperti orang bodoh akibat tak tahan didera krisis waktu sehingga Putri Indonesia menang 2,5-1,5.(*)
COPYRIGHT © 2008
Catatan dan pendapat tentang kepemimpinan,politik dan issue - issue populis serta aktual lainnya yang sedang terjadi di sekitar kita. Tulisan dalam blog ini merupakan pemikiran sendiri, namun tidak tertutup kemungkinan karena terdapat kesesuaian dengan pemikiran orang lain untuk topik dan interest yang sama. Blog ini terbuka terhadap perbedaan pendapat, kritik dan saran dari Anda.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Change Management
Adalah dua kata sakti yang selalu digulirkan bersamaan dengan momentum momentum berikut : merger, akuisisi, perubahan Bord of ...
-
In your interactions with team members, do you act mainly as a manager or as a leader ? The question may seem like splitting hairs, b...
-
Ditengah dinamika massa kampanye putaran terakhir dan semakin liarnya publikasi hasil lembaga survey politik yang tumbuh bak jamur dimusim h...
No comments:
Post a Comment