Mengalami 2 (dua) kali peristiwa banjir besar di Jakarta. Rasanya berani bilang bahwa kota ini memang sudah tua dan semakin renta. Usianya yang diatas 400 tahun, memang berat bagi ukuran sebuah kota. Bagaimana tidak? hanya dengan guyuran hujan dua hari dua malam saja, hampir 60% kota terendam air, roda perekonomian terhenti, infrastruktur, terutama telepon dan listrik lumpuh, sejumlah jalan raya rusak, sejumlah sekolah rusak dan tidak layak ditempati, belum lagi "rumah rumah liliput" yang dihuni saudara-saudara kita yang kurang beruntung dibantaran kali, tergerus air entah kemana. Saya gunakan saja angka dari BAPPENAS yang menyatakan nilai kerugian yang dialami Jakarta adalah 4,1 T, sementara Greeneconomics menyebut angka 7,1 T.
Setelah 'dibiarkan' selama 10 tahun atau dua kali periode Bang Yos memimpin Jakarta, ternyata 'begini-begini saja'. Apakah kita berani optimis, bahwa 2012 dimana siklus lima tahunan kembali datang, Jakarta kita tidak mengalami bencana seperti ini lagi? Kebetulan, saatnya tepat, dimana para CAGUB dan CAWAGUB sedang jualan untuk mendapat simpati warga Jakarta. Dalam pandangan saya, seharusnya, prioritas utama kampanye gubernur adalah menjamin Jakarta tidak banjir di Tahun 2015. Mengapa? karena banjir ini telah meluluh lantakkan apapun prestasi Bang Yos. Mengapa? angka kerugian 4,1 T yang dilansir BAPPENAS diatas adalah angka terang benderang untuk mengukur kinerjanya selama ini. Ibarat peribahasa, panas setahun hilang oleh hujan sehari. Tak ada lagi yang perlu dan layak dikemukakan untuk menutupi kerugian dari peristiwa banjir ini. Industri rugi, pendidikan terhambat, kesempatan kerja hilang, proses pembangunan dibeberapa sektor kembali ke titik nol. Yang paling menyentuh relung - relung hati dan emosi rakyat adalah rusaknya sejumlah home aplliance dan furnitur yang dikumpulkan bertahun tahun. Banjir membuat mereka kembali kepada kualitas hidup seperti mereka baru mengawali kehidupan sebagai sebuah keluarga baru, tanpa sofa, tanpa tempat tidur, televisi dan kulkas.
BERSAMA - SAMA FOKUS TANGANI BANJIR
Mari berbagi pekerjaan dengan fokus yang sama: "Jakarta 2012 Bebas Banjir". Aparatur Pemda DKI, fokus kepada proyek Banjir Kanal Timur (BKT) yang diyakini dapat menghindari terjadinya banjir. Pangkas dan kendalikan hawa nafsu untuk membuat proyek lain! Alokasikan semua dana proyek pembangunan fisik yang ada untuk mewujudkan BKT dan pembangunan fisik lain yang orientasinya pemecahan masalah banjir, rekondisi situ - situ yang tidak berfungsi, pembuatan situ- situ baru. Pengerukan sejumlah DAS yang mengalami pendangkalan, pelebaran dan pendalaman saluran air di kawasan-kawasan perumahan dan semua aktivitas pembangunan lainnya yang orientasinya tunggal: Jakarta 2012 Bebas Banjir.
Terhadap kendala keterbatasan dana, rasanya Pemda memiliki otoritas untuk menggandeng pihak swasta untuk mendanai sebagian atau seluruh proyek - proyek pembangungan yang diorientasikan untuk penanggulangan banjir. Katakanlah pembangunan situ, kenapa tidak, sebagai apresiasi kita namakan situ perusahaan yang membiayainya, katakanlah Situ Telkom , Situ Astra Motor, dan seterusnya. Atau besarnya kontribusi biaya pembangunan situ dikonversi kepada pengurangan pajak?
Seluruh warga Jakarta, siapapun itu, harus ditingkatkan kualitas kesadaran dan komitmennya terhadap aliran air kotor yang ada, mulai dari rumah - rumah hingga ke daerah aliran sungai (DAS) terdekat yang ada disekitar rumah dan pemukimannya. Kebiasaan dan kesadaran kepada kebersihan lingkungan tempat tinggal, jika dilakukan secara konsisten, akan menumbuhkan keprihatinan yang menular. Artinya, jika mereka berhasil mewujudkan kebersihan dilingkungannya, mereka akan 'gerah dan tidak nyaman' jika tetangga lingkungannya tidak sebersih lingkungan mereka. Mengapa? karena percuma saja jika lingkungan kita bersih tetapi lingkungan tetangga idak bersih, akan berpengaruh juga kepada lingkungan yang sudah bersih tadi. Kesadaran - kesadaran komunitas seperti ini, akan menjadi komitmen tidak tertulis yang akan mengkristal kepada komitmen - komitmen komunitas bersama. Untuk hal ini, kita mungkin perlu belajar kepada 'kearifan' masyarakat lokal seperti masyarakat Baduy Dalam atau masyarakat di kawasan kebantenan di Bekasi. Untuk warga Jakarta, model - model kompetisi antar RT-RW yang diberi reward ala Upakarti atau Kalpataru, sepertinya layak untuk kembali dihidupkan.
Jika, semua pihak memiliki impian yang sama untuk tidak mau menghadapi banjir lagi di 2012, yang harus diutamakan adalah para pemimpinnya konsisten dan tegas terhadap pelanggaran rencana umum tata ruang kota, insyaallah, Jakarta 2012 tidak akan lagi seperti lautan yang difoto dari udara. Dan kerugian 4,1 T tidak akan hilang hanya untuk 2 hari hujan yang mengguyur Jakarta.
Catatan dan pendapat tentang kepemimpinan,politik dan issue - issue populis serta aktual lainnya yang sedang terjadi di sekitar kita. Tulisan dalam blog ini merupakan pemikiran sendiri, namun tidak tertutup kemungkinan karena terdapat kesesuaian dengan pemikiran orang lain untuk topik dan interest yang sama. Blog ini terbuka terhadap perbedaan pendapat, kritik dan saran dari Anda.
Change Management
Adalah dua kata sakti yang selalu digulirkan bersamaan dengan momentum momentum berikut : merger, akuisisi, perubahan Bord of ...
-
In your interactions with team members, do you act mainly as a manager or as a leader ? The question may seem like splitting hairs, b...
-
Ditengah dinamika massa kampanye putaran terakhir dan semakin liarnya publikasi hasil lembaga survey politik yang tumbuh bak jamur dimusim h...