12 June, 2014

DKP : Dibalik Kepentingan Prajurit



Fenomena  tersebarnya surat dengan sifat RAHASIA di lingkungan Tentara Nasional Indonesia (TNI),  Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI)  waktu  surat itu dikeluarkan, dimata saya selaku warga  Sipil, adalah  bencana bagi institusi tersebut, sekaligus buat kita sebagai pemilik TNI.  TNI adalah alat  keamanan tertinggi dari sebuah Negara yang maha luas dan maha kaya, baik dari sisi sumber daya alam maupun jumlah warga Negara yang harus dilindunginya, bernama Indonesia.  Surat yang menjadi heboh ini adalah Surat  Keputusan Dewan Kehormatan Perwira yang memberhentikan dengan hormat, Bapak Letnan Jendral Prabowo Subianto, dari Dinas Kemiliteran.  Untuk pembanding,  sebagai professional di industry perbankan,  saya ingat dan terus menerus sampe sekarang ditanamkan kesadaran akan pentingnya RAHASIA Nasabah. Bahkan ada sessi khusus ketika saya menerima pendidikan bagaimana menjaga informasi, membuat amplop khusus untuk  PIN yang akan digunakan oleh pemegang Kartu  ATM,  hingga regulasi dan system yang ketat untuk mengganti setiap password yang kita miliki secara regular. 

Karena momentum meruaknya dokumen tersebut, pada masa kampanye sebuah kontestasi Pemilihan Presiden, ada semacam  permissiveness dari masyarakat, sehingga dianggap wajar, paling-paling juga buat kampanye?  Response  ini, yang justru saya khawatirkan sekaligus menyedihkan sekali. Perjalanan panjang bangsa ini, dinamika organisasi kemiliteran kita yang dinamis, pada usianya yang lebih banyak dari  setengah abad, tercederai oleh suatu kejadian yang … (tak kuasa saya mengatakannya). Seharusnya kita marah besar, karena kejadian ini menjadi bahan tertawaan para intelijen Negara lain yang memiliki perhatian dan kepentingan luar biasa kepada kita. Tak perlu bersusah payah,  untuk mendapatkan informasi berharga tentang Negara kita, dia akan keluar dengan sendirinya, seperti jamur dikala musim penghujan.

Dalam suatu kesempatan, ahli management modern  pernah bilang organisasi dan garis komando paling rapi didunia adalah Vatican dan Tentara, secara lebih spesifik dia bilang Angkatan Darat. Kejadian ini membuat saya meragukan pendapat tersebut. 

Jika  untuk dokumen yang sifatnya RAHASIA saja bisa dengan mudah tersebar apalagi bentuk – bentuk korespondensi  lain yang sifatnya Biasa, Perintah Harian, Umum dan lain – lain. Sementara kita semua sudah sepakat bahwa tugas utama dari TNI adalah menjaga keamanan dan keselamatan kita, warga Negara Indonesia. Jika untuk melindungi  dirinya saja, tidak bisa, sangat wajar jika kita menyangsikan postur organisasi, rantai komando dan person yang ada didalamnya.  Menjadi tugas berat Panglima TNI dan seluruh unsur pimpinan didalamnya untuk mengevalusi secara utuh menyeluruh kejadian ini.  Artinya, harus ditelusuri dengan cermat dan seksama siapa yang melakukan dan memberikan hukuman yang setimpal dengan derajat kesalahan yang diperbuatnya tentu dengan hukuman yang telah diatur ditubuh TNI. Sehingga, bagaimanapun hasil akhir dari kontestasi Pilpres 2014 ini, kejadian bocornya dokumen Negara yang bersifat RAHASIA, tidak akan terjadi lagi untuk kepentingan sesaat dan  kepentingan segelintir  Prajurit  yang terlibat dalam ekspektasi  hasil akhir kontestasi.   I love this country, indeed.

No comments:

Change Management

Adalah dua kata   sakti yang selalu digulirkan bersamaan dengan   momentum momentum berikut : merger, akuisisi, perubahan Bord of ...