20 October, 2009

Selamat Bertugas (kembali) Pak SBY

Selasa, 20 Oktober 2009. Indonesia kembali mendengarkan sekaligus menyaksikan, putra terbaiknya menyatakan Sumpah Jabatan selaku Presiden. Putra terbaik dari rahim bunda pertiwi tersebut bernama Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY). Bagi luluan terbaik AMN pada angkatannya ini, merupakan masa jabatan lima tahun kedua. Sehingga prosesi pelantikan dan pengambilan sumpah yang dihadiri oleh setidaknya 5 (lima) Kepala Pemerintahan Negara terdekat dan sejumlah perwakilan khusus dari Negara besar seperti Jepang dan Amerika Serikat yang berlangsung pada hari ini, menjadi semacam penegasan kembali atas sumpah yang sama yang telah dilakukan lima tahun lalu.

Dinamika kehidupan bernegara yang telah dilampauinya lima tahun lalu serta kematangan bersiasat dan memenangkan kepentingan dalam bungkus politik dan mengelola negara, ditambah rasa percaya diri yang lebih tinggi karena dipilih oleh lebih dari 60% pemilih, seharusnya menjadi modal yang lebih dari cukup bagi SBY untuk mengabdi dan membuktikan diri, sebagai Presiden yang akan dicatat sejarah. Nama besar dan harum Soekarno, sudah pasti tidak akan tertandingi. Namun, kepemimpinan Soeharto, seharusnya dapat dijadikan pembanding, karena menjadi pemimpin dalam era atau masa yang relatively, kondisinya sama. Bukan era perjuangan tetapi era pembangunan. Banyak yang memuji namun tidak sedikit yang meragukan kepemimpinannya pada 2004 – 2009. Toh, hasil Pemilu 2009, memupus keraguan mereka yang tidak mempercayainya, termasuk penulis, dengan memilih kandidat lain. Semoga realitas tersebut menjadi jawaban bahwa lebih banyak rakyat Indonesia yang percaya dan merasa dipimpin oleh SBY, sehingga layak memenuhi kuota dan kesempatan konstitusi dalam lima tahun berikutnya.


Optimalisasi sumberdaya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dan penciptaan sebanyak mungkin lapangan pekerjaan, adalah dua hal yang menjadi harapan penulis kepada beliau untuk dapat dicapai sampai dengan 2014. Kita semua tentu masih sadar dan tahu, bahwa negeri ini, diciptakan Tuhan dengan kekayaan Sumber Daya Alam yang melampaui negara – negara lain kebanyakan. Ironisnya, pada sebuah negara yang demikian (masih) kaya raya ini, jumlah pengangguran masih sangat tinggi. Sehingga dampak dari kekayaan alam yang melimpah tersebut belum dirasakan manfaatnya secara optimal oleh sebanyak mungkin warga negaranya.

Menurut saya, isu – isu seperti stabilitas keamanan, politik dan kebijakan luar negeri, pemberantasan korupsi dan penerapan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) serta dinamisasi kehidupan politik relative sudah tumbuh dengan baik dan telah berjalan pada relnya. Tinggal dikembangkan dan yang lebih sulit justru adalah menjaga dan mempertahankan konsistensinya. Mekanisme kontrol dari kalangan masyarakat madani, melalui LSM atau komunitas pemikir (think thank group) yang selama ini telah terbangun, dapat terpelihara dan tidak sampai kepada tingkat kekhawatiran yang berlebihan melalui pemberangusan.

Tentu banyak sekali harapan kita kepada beliau, sebagai bangsa yang belum dapat dikatakan makmur secara ekonomi, keinginan masyarakat kebanyakan sejatinya sederhana saja: memiliki kesempatan mendapatkan pekerjaan, mendapat gaji yang memadai dan terpenuhinya kebutuhan minimal dasar (primer). Sementara untuk sebagian kecil masyarakat yang sudah mapan, pemenuhan kebutuhan tertier dan aktualisasi diri yang kadang membuat ”riweuh”, tentu tidak perlu mengalihkan fokus perhatian SBY dan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II dalam memperjuangkan kehidupan masyarakat lainnya yang lebih besar.

Selamat Bertugas (kembali) Pak. Semoga apa – apa yang telah Bapak fikirkan dan janjikan – pada saat kampanye lalu akan mampu Bapak realisasikan. Kiranya Tuhan YME akan memberi kemudahan dan jalan tebaik kepada Bapak. Amin.

Change Management

Adalah dua kata   sakti yang selalu digulirkan bersamaan dengan   momentum momentum berikut : merger, akuisisi, perubahan Bord of ...